BAHAGIA bersama DIRI SENDIRI

“Jika hidup ini sulit bagimu, jangan dibuat menjadi semakin sulit..”

Bahagia memiliki arti yang berbeda-beda pada setiap orang, juga ukuran dan jarak sebuah kebahagiaan sangat variatif dimiliki oleh manusia. Apa sih yang membuatmu bahagia? Kawan saya bercerita tentang kebahagiaan yang dimilikinya saat ini adalah memiliki anak yang pintar, tumbuh kembang secara normal dan memiliki paras yang rupawan. Saya juga merasakan demikian, saya sangat bahagia dengan kebersamaan bersama anak semata wayang saya. Karena tujuan kita adalah bahagia, dan membahagiakan kebahagiaan kita. Ada juga beberapa teman dan keluarga saya yang dilihat begitu bahagia dengan kebahagiaan mereka, seperti halnya menunggu kelahiran anak pertama, bahagia bisa bepergian keliling dunia, bahagia mendapatkan pacar baru, bahagia idola terpilih, bahagia promosi jabatan, dan masih banyak kebahagiaan yang terlihat dan dirasakan.

“Tularkan bahagia itu pada semua orang, maka kelak tak ada lagi air mata dan duka...”

Ada begitu banyak orang yang saya kenal dirundung kesedihan, pesimis dan kalah sebelum berperang. Kenapa demikian? Mereka kalah dengan diri mereka sendiri.

Kenapa kita harus kalah dengan diri kita sendiri, sehingga kita menyalahkan diri sendiri dan sampai menyalahkan diri kita di masa lalu dan saat ini. Ada begitu banyak kekalahan dan racun yang sebenarnya bersumber hanya pada diri kita sendiri, bahkan kita menjadi tidak mengenal diri kita sendiri. Mengapa kita tidak bisa menguasai diri kita sendiri, yang sebenarnya adalah diri kita dan bagian dari jiwa kita,,raga kita sejak kita lahir. Mengapa ???

Bunuh diri adalah salah satu penyebab kematian tertinggi, angka bunuh diri terus meningkat dari hari ke hari. WHO melaporkan, setiap 20 detik seseorang melakukan bunuh diri. Dilansir dari themeshnews.com, menurut penelitian rasio jumlah orang yang bunuh diri selama enam tahun terakhir meningkat 50 persen, sangat memprihatinkan. Berbagai penyebab seseorang yang ingin melakukan bunuh diri, salahsatunya karena ketidakmampuannya mengendalikan dan mengenal diri sendiri.

Permasalahan hidup yang berat terkadang membuat kita ingin menyerah menjalani hidup, ditambah lagi faktor-faktor internal dan eksternal dari diri kita sendiri. Ada begitu banyak pengaruh yang kadang sulit dihindari, “racun” dari media, teknologi dan lingkungan. Namun itu sangat kecil pengaruhnya, dibanding pengendalian diri sendiri dan pembentukkan karakter sejak dini.

Tingkat kerumitan masalah dan ketahanan mental seseorang berbeda-beda, banyak teman yang saya kenali menganggap masalah yang dihadapinya lebih berat dibanding orang lain, padahal ketika kita melihat dari sudut pandang yang luas, ada banyak yang menghadapi masalah serupa dan bahkan lebih berat dibanding dengan kita. Juga respon terhadap suatu masalah setiap orang berbeda, ada yang pesimis, optimis dan semua itu berasal dari dalam diri sendiri kita sendiri lho. Bagaimanakah cara kita untuk menghadapi hal tersebut ? Pada dasarnya setiap orang memiliki insting untuk bertahan di dunia ini, hanya saja tergantung pada apa yang seseorang itu percaya, jika kamu percaya bahwa tak akan sanggup, maka tubuhmu akan ikut merespon dengan sikap apatis. Respon kamu terhadap suatu masalah sangat mempengaruhi pembentukan karaktermu di masa depan. Karakter seseorang terbentuk dari kegagalan dan keberhasilan yang pernah ia alami. Terkadang kegagalan yang terus menerus dan banyaknya penolakan bisa membuat seseorang merasa terkucilkan. Ketika merasa terkucilkan, pikiran-pikiran negatif pun datang menghampiri. Merasa tak berharga, membandingkan hidup dengan orang lain, belum lagi tekanan-tekanan sosial seperti bullying, akan membuat kita mengalami stres. Stres yang tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan seseorang menjadi depresi. Tinggalkan !

Karena diri kita lebih berharga daripada apapun, diri kita dijunjung ke tempat tertinggi. Berikan penghargaan kepada diri kita, berikan pujian dan semangat meski dirimu juga mendengar makian. Perangi hal tersebut, menangkan bahagia. Karena kebahagiaan bersumber dari diri kita sendiri, jika kita sudah bisa membahagiakan diri kita sendiri, kita juga bisa membahagiakan orang lain.

Dan jika dirimu dibesarkan pada situasi yang belum beruntung, maka perangilah ! berikan makanan jiwamu dengan hal yang bersumber pada positif dan membangun. Kenali dirimu dan jauhkan dari “racun” rasa ingin kalah, tidak bisa, ketidakmampuan, rendah diri, jelek, rasa miskin, tangisan dan duka. Dekatilah sumber kebahagiaan, rebutlah! Apa sumber kebahagiaanmu ?

Tuhan, Keluarga, anak, istri, suami, karir, pasangan, me time, film, buku, musik, Bali, karya, lagu, puisi dan jutaan nilai-nilai positif yang membangun dirimu menjadi lebih baik dari hari kemarin. Jika semua hal yang saya sebutkan di atas menghancurkanmu, dirimu sudah kuat ! Karena sesungguhnya bahagia ada pada dirimu, mendengar yang baik, tuli terhadap yang buruk.



Dengan jiwa yang bahagia,

Di meja kantorku...

No comments