Hipokrit begitu menyebalkan

img-20190608-205349-081-5cfbba303ba7f77e867b5992

Saya tertarik menulis dan bercerita, singkat saja tentang Hipokrit atau menurut KBBI diartikan munafik, orang yang suka berpura-pura. Apakah kita termasuk orang yang Hipokrit?

Menjadi manusia memiliki kehendak bebas, melakukan apapun dan memiliki sikap yang sama atau tidak sama antara manusia satu dengan yang lain. Semua itu terbentuk dari kehidupan sosial dan interaksi antara para penduduk bumi. Begitu banyak orang yang menjadi apa adanya, namun tidak sedikit orang yang penuh dengan kepura-puraan. Saya teringat dalam satu penggalan lirik lagu lawas indonesia bahwa "dunia ini panggung sandiwara..."

Manusia memang lihai bersandiwara, ini berlaku bagi saya dan semuanya. Saya tak lantas mengklaim tak pernah bersandiwara, saya pernah. Tetapi kadarnya pasti berbeda-beda. Kalau saya lebih bersandiwara dengan tujuan untuk menyembunyikan perasaan sedih atau galau untuk tidak terlihat orang lain, karena menurut saya kesedihan biarlah disimpan sendiri, padahal itu juga tak baik. Semua orang menyembunyikan sesuatu dalam hidupnya, tetapi orang munafik menyembunyikan kejahatan.

Saya begitu gerah dengan ciri sikap tersebut, Hipokrit. Saya bertemu dengan banyak orang Hipokrit dan saya menikmatinya. Menikmati permainan yang dibuat oleh kepura-puraan, saya mencoba menelaah dan menganalisa sendiri bahwa mereka nyaman dengan kemunafikan. Why oh why?

Sebelumnya saya meminta maaf, menjadi bersikap layaknya hakim terhadap manusia yang lain, saya hanya membagikan ruang untuk orang-orang yang mau terbuka. Ruang ini seperti ruang sempit, karena masuk ke dalam pikiran saya, bahwa ini hanya sebuah opini dan pengalaman jumpa antara ruang dan waktu.

Dahulu saya sempat menjadi orang yang Hipokrit, saya tak pernah membantahnya dan ini pengakuan saya pertama kali. Kalau saya mengingatnya itu terjadi dimasa saya belum dewasa. Dahulu saya berpikir bahwa berpura-pura adalah sebuah cara agar ingin diterima oleh lingkungan ; teman, sahabat, kerabat atau orang-orang yang berinteraksi dengan kita.

Munafik adalah cara yang manjur untuk kita bisa diterima diberbagai kalangan, pura-pura bahagia, pura-pura menyimak pembicaraan orang, pura-pura perhatian, pura-pura beragama, pura-pura tajir, pura-pura sedih, dan banyak hal yang dikemas dalam bentuk kemunafikan. Dengan kata lain, kemunafikan adalah jalan keluar untuk berkompromi agar orang menyukai kita.

Batasan Hipokrit atau tidak

Orang yang menjaga hal-hal pribadi bukan orang yang Hipokrit. Orang-orang yang menjaga sikap sopan santun juga bukan orang Hipokrit. Disini kita harus sepakat, menjaga hal yang pribadi bukan sebuah bentuk kesalahan. Contohnya apa? Password email, pin atm dan lainnya adalah ruang pribadi kita, tidak harus diketahui oleh orang lain.

Dan juga melakukan kebaikkan untuk orang lain, namun tidak ingin diketahui seperti memberikan sumbangan atau bantuan adalah bukan seorang yang Hipokrit. Menjaga sikap dan tingkah laku terhadap orang lain adalah sebuah sikap dewasa dan bernilai, ini bukan Hipokrit. Karena menjadi manusia yang santun adalah dambaan semua orang.

Hipokrit dilakukan oleh orang yang menyembunyikan kejahatannya dan untuk menguntungkan dirinya sendiri. Seperti berbohong, berpenampilan alim namun kenyataannya tidak alim, baik di depan namun buruk di belakang, menceritakan keburukkan teman kepada teman yang lain dan sebagainya. Semua hal tersebut, saya utarakan atas dasar pengalaman saya.

Saya bertemu dengan banyak orang, baik tua dan muda. Hipokrit tidak mengenal usia, semua umur bisa munafik.

Pengalaman dengan banyak orang hipokrit

Saya pernah berjumpa dengan orang yang lebih muda dan mereka banyak yang Hipokrit. Saya menelaah bahwa kemungkinan orang muda menjadi Hipokrit karena mencari jati diri. Mencari penerimaan diri atau identitas. Dulu saya pernah seperti itu, jadi para Hipokrit di usia muda seringnya melakukan kemunafikan yang terstruktur. Hahaha lucu juga sih kalau dipikir bahwa mereka melakukan kepura-puraan secara alami.

Berteman dengan seorang wanita muda yang Hipokrit sebuah pengalaman yang berharga bagi saya. Jurus saya untuk mengenal orang adalah dengan mengikuti alur cerita yang dibuatnya. Mungkin bagi orang tersebut saya bisa dipermainkan, tentu tidak. Dia begitu Hipokrit, menyembunyikan banyak hal yang bisa dibilang jahat sih menurut saya. Melakukan apa saja untuk menguntungkan diri sendiri. Hal yang membuat saya muak adalah disaat orang tersebut mengumbar hal yang begitu sensitif pada ruang publik.

Kemunafikan yang dia miliki bisa dijadikan konten, bahwa media sosial bisa membentuk opini publik, begitu indahnya dia merangkai kalimat dan mimik wajah kemudian ditonton orang banyak, padahal menurut saya banyak hal yang disembunyikannya. Hipokrit dia begitu berlebihan. Sengaja mencari public attention dengan tujuan bisa diterima dan dicintai. Menurut saya drama sang wanita Hipokrit berhasil membuat ribuan orang terbius. Padahal menurut saya cerita yang diceritakannya penuh kebohongan. Kemunafikan dimilikinya semata-mata untuk terlihat alim dan berupaya menyesuaikan diri dengan lingkungan. Padahal sih menurut saya, itu hanya kamuflase untuk menyembunyikan sesuatu. Bangkai yang busuk nantinya akan tercium juga kok.

Cerita yang lain juga tak kalah seru, bahwa wanita yang setara umurnya dengan saya banyak juga yang Hipokrit. Dia bisa menceritakan teman dia kepada saya, menceritakan banyak hal yang tidak baik padahal dia begitu akrab dan sering hangout bersama. Respon saya adalah menjadi datar, disaat ceritanya semakin lebay. Tujuannya apa sih? Apakah moral sudah tidak menempati hatinya? Kok ga ada rasa bersalah atau ga enak, bahwa menurut saya teman yang diceritakan itu terlihat baik-baik saja kok sangat berbeda dengan apa yang dia ceritakan. Mengapa masih berteman? Padahal menurutnya dia kurang baik? Orang Hipokrit selalu mencari keuntungan hanya untuk dirinya sendiri.

Saya banyak belajar dari kejadian yang saya temukan. Begitu Hipokrit disaat berpenampilan alim namun kenyataannya tidak. Banyak kok orang-orang yang berperilaku seperti ini, bukan saja di Indonesia tetapi dimana saja. Kita bisa melihat orang Hipokrit, banyak kok yang bisa kita temukan. Contohnya banyak diberitakan di media, orang berpenampilan sangat beragama bisa melakukan tindakan asusila. Hipokrit!

Hipokrit, tidak berani dan membebaskan diri dari rasa malu

Para Hipokrit menurut saya adalah orang yang tidak berani, tidak memiliki keberanian tampil apa adanya dan terus menerus menyembunyikan kejahatan atau dengan kata lain sembunyi dari dosanya. Orang-orang tersebut tidak memiliki integritas dalam bersikap. Karena menurut saya, orang lain akan lebih menghargai disaat kita bersikap apa adanya. Semua akan tereliminasi kok dengan waktu, mana teman yang baik dan tidak baik. Dan pada akhirnya kita akan hidup bersama-sama orang yang berasal dari cerminan diri kita.

Sang Hipokrit adalah orang yang malu, mereka malu akan kenyataan. Malu bersikap apa adanya, malu terlihat miskin bahkan malu terlihat kurang. Padahal kejujuran dalam berperilaku adalah keuntungan dibanding paras yang cantik atau wajah yang rupawan.

Rata-rata orang Hipokrit gila akan pujian, cari perhatian dan keinginan untuk mendapatkan pengakuan. Mereka tergiur dengan kesan sempurna dan pengakuan baik dari orang lain. Mereka bisa saja menjadi orang sekedar ikut-ikutan. Para Hipokrit telah kehilangan fokus kepada Tuhan, sikapnya cenderung menjauh dari kebenaran.

Life is full of fake people, before you decided to judge them, make sure you're not one of them

Manusia memang jauh dari kesempurnaan, kehidupan yang kita jalani penuh banyak cerita. Proses hidup yang kita hadapi bisa kita gunakan untuk memperbaiki cara kita yang tidak baik menjadi baik dan cara kita yang baik menjadi semakin baik. Semua itu dilakukan untuk menjadikan diri kita orang yang bijaksana terhadap semua hal. Cerita di atas adalah ditulis atas dasar pengalaman pribadi saya.

Di awal saya memberikan pengakuan bahwa saya juga pernah menjadi seorang Hipokrit, saya tidak pernah denial akan hal tersebut. Dan pada akhirnya, saya memastikan sekarang saya tidak tergolong dalam golongan Hipokrit.

Kejujuran adalah awal dari kelepasan, lepas dari kemunafikan

Jujur itu lebih melegakan hati. Dicoba saja pelan-pelan, saya sudah mencobanya dan bahkan ketagihan. Sayapun tak pernah peduli lagi dengan respon orang lain, mau menerima atau tidak.

Karena kenyamanan menjadi diri sendiri merupakan hal yang tidak bisa ditukar oleh apapun. Saya menjauh dan menjaga jarak dengan orang-orang yang menurut saya Hipokrit, bukan saya angkuh tetapi lebih ingin menjaga jarak dari perilaku jahat. Karena menurut saya, manusia lemah terhadap kebiasaan-kebiasaan atau cara hidup yang rutin dilakukan, karena yang jahat bisa menjadi baik karena berulang-ulang dilakukan dan menjadi biasa.

Pada akhirnya, jika kamu selesai membaca dan merasakan kamu masih menjadi bagian dari Hipokrit. Tentunya pilihanmu terus melakukan atau berhenti. Itu tugas kamu, bukan tugas saya.

No comments