Pagi itu adalah awal, ketika aku mengingat akan dirimu. Suaramu
selalu terdengar di telingaku, hembusan nafasmu perlahan merasuk ragaku dan
setiap kata demi kata menjadi penghantar tidur yang begitu nyaman.
Kau selalu hadir bagai pagi, dan selalu ada menghantar
malam. Dimana rimbaku ketika belum mengenalmu? Bahkan sunyinya hutan dapat aku
rasakan ketika dirimu belum temaniku.
Kau adalah sebuah kesalahan yang sangat aku nikmati,
berulang kali aku berharap dapat terjatuh dan terjatuh lagi dipelukanmu. Jatuh hati
benar adanya, sungguh hal yang memalukan ketika disembari dengan tingkah aneh
dan sikap seperti anak kecil.
Aku ingin jatuh berulang kali tepat di hatimu, tidak menjadi
bijak karena hati ini untuk milikmu, dan ego terus bersamaku.
Kau adalah semangat-semangat yang mengalir di dalam aliran
darahku, membuat jantungku berdetak cepat dan aku sudah tak mengenal letihnya
hari.
Pikirku belum cukup untuk terus memikirkanmu, harapku aku
menyetuhmu dan merasakan lembut kulitmu dan aroma tubuhmu.
Jatuh hati dirasa bagai candu, beradu sampai gaduh.
Mengadu hati ini hanya untukmu, wahai dirimu yang belum
ingin berkata sama sepertiku.
Jangan salahkan hati ini terjatuh, dan jangan salahkan kau
mengingat akan setiap kata yang keluar dari bibirku.
Kita bagai energi yang bersinergi satu dengan yang lain,
berhasrat yang sama, butuh semangat dan butuh fantasi.
Bila kau bicara akan sebuah kejujuran, apakah kau percaya
dengan dustamu? Jangan salahkan pertentangan itu, aku selalu ada disini, bagai
sebuah permulaan.
Cerita yang kita nikmati pada setiap malam, apakah akan
merubah hati? Dan akan menjadi sebuah kebiasaan bahwa kau begitu membutuhkanku,
untuk mengucapkan selamat malam sayang.
Apa yang dirasakan ketika jatuh hati?
ginanelwan
Wednesday, January 18, 2017
Cerita Gina
Banker, Writer, founder @bicaraahati
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments