#AkuKamudanKopi
Tak butuh waktu lama untuk mengenalmu, dari caramu memperlakukan aku. Namun butuh waktu lama untuk merasakan nikmatnya kopi, karena secara umum kopi disukai bersama manisnya. Butuh waktu lama untuk belajar mencintaimu, dari setiap kesalahanmu aku mengerti ketidaksempurnaan. Semakin sering menikmati kopi, lebih enak jika tak pakai gula.
Kita dipertemukan dengan segelas kopi, sekali menjadi dua kali dan seterusnya. Awalnya aku menganggap kopi itu sebagai pelengkap saja, pelengkap agar aku tak canggung menghindari tatapan matamu. Aku tak berusaha menikmati kopi, yang aku tau kita bisa berbalas kata. Kopi itu manis awalnya, padahal masih lebih penting untuk merasakan pahitnya. Naif rasanya aku menganggap ini cinta, padahal butuh proses untuk memaknainya. Kita dipertemukan dengan hangatnya kopi, pun terlupa disaat kita akhirnya bersama. Kopi hanya sekedar kopi, tahun berganti, pahitnya bukan dari kopi melainkan dari kamu. Apakah aku butuh gula? Untuk bisa merasakan manis bersama kamu, aku saat itu tak tau.
Dan akhirnya, kopi masih tetap sama. Waktu untuk menyambutnya, kopi hadir disaat aku sendiri. Memberanikan untuk merasakan pahitnya, seruput dan kutelan. Nikmat kopi dihadirkan karena tak ingin disatukan dengan yang lain, pahitnya begitu nyata. Pahit kopi adalah penghargaan akan sebuah pesan yang tak sadar aku hindari bertahun lamanya, kopi identik dengan pahit.
Aku, kamu dan kopi bersatu. Tetapi kopi memiliki rasa yang sama, tak pernah berubah. Pahit dan tetap seperti itu, tetapi kamu? Rasa tak pernah sama, kadang manis dan kadang pahit.
Aku, kamu dan kopi. Layaknya kamu belajar kepada kopi, jika ingin lebih memihak. Berpihak pada manis atau pahit, itu adalah sikap.
Aku penikmat kopi baik manis maupun pahit.
ReplyDeleteYes
ReplyDelete
ReplyDeletePenikmat dan pencinta kopi hanya dibedakan dari sedalam apa mereka mencintai. Tak hanya masalah rasa pada lidah, tapi juga jatuh ke hati.
Banyak yang mengira jika penikmat dan pencinta kopi adalah sama. Padahal jika dilihat lebih dalam, penikmat dan pencinta kopi dibedakan oleh satu garis tipis bernama ‘kesungguhan’.
Mereka yang penikmat kopi menikmati kopi dengan baik. Mengerti kopi dengan cukup dan tak mengapa jika sehari tidak minum kopi.
Sedangkan pecinta pastilah tak sekedar itu. Mereka mencintai kopi sedemikian besar sehingga tak mungkin rasanya jika sehari tak minum kopi.
Mencintai kopi luar dalam, mengetahui kopi dengan pengetahuan cukup dan menganggap kopi lebih dari sekedar minuman waktu senggang.
Kalo aku tadinya pecinta teh hihihi gak bisa sehari pun terlewat tanpa teh. Tapi sekarang lagi mengurangi kafein, yg akhirnya membawa ke titik harus berpisah dengan teh. Akhirnya sekarang aku hanya minum air putih dan jeniper 😀
ReplyDeleteAku penikmat kopi hitam dengan rasa sedang tidak pahit tidak manis minum antara di sore hari. Mantap
ReplyDeleteSejak suami suka ngopi karena begadang ngurus aku tesis Aku jadi ikutan suka minum kopi. Kopi yang aku suka adalah kopi robusta.
ReplyDeleteSaya peminum kopi sekaligus penikmatnya.
ReplyDeleteMemang kopi konsisten pada rasa.
Tak sepeeti dia yang tak bisa diduga perasannya.
Bisa jadi manis di mulut pahit di hati
Ah, memang dia harus belajar pada kopi
Aku penikmat dan pecinta cokelat panas. Kalau kopi maulah tapi yang sudsh dimix dengan es. Hehe.
ReplyDeleteMenurut saya rasa kopi berbeda-beda Mbak. Tak selalu sama, meski dari tanah yang sama.
ReplyDeleteMeski bukan pecinta kopi, tapi saya penikmat kopi. Sebelah saya warung kopi tradisional dan dari rasanya saya tahu kondisi beliau saat me-roasting kopi. Kadang terlalu tua, eh dark, saat perempuan sepuh itu sedang sakit.
Kalau kopi pabrikan... bisa dikatakan, rasanya kadang sangat beda. tergantung derajat panasnya, cara seduhnya, berapa takarannya.
Cecap pertama, kopi terasa pahit, berikutnya ada rasa manis
ReplyDeleteRasa kehidupan yang tak pernah kau bayangkan
Wah aku dulu penikmat kopi, meski sekarang pun sesekali tetap masih bisa menikmatinya. Tapi kalo menurut aku rasa kopi itu beda, tergantung biji kopi, pembuat, dan cara menikmatinya, hehee
ReplyDeleteAku penikmat kopi yang saat menikmatinya sesuai dengan suasana hati. Kadang hidup sehat dengan secangkir kopi hitam tanpa gula. Kadang sedikit cheating dengan menambahkan krimer dan gula. Ah, tapi susah sekali melepaskan diri dari kopi.
ReplyDeleteKenapa aku malah merasa ini curhat, bahwasanya Kak Gina sedang jatuh cinta, lagi dan lagi 😁
ReplyDeleteKopi hitam memang enak tanpa gula sih
Kopi, cinta dan perasaan apapun memang sulit dipisahkan ya Kak.
ReplyDeleteDuh, kita memang perlu belajar banyak pada kopi.
Pahitnya itu yg jadi ciri khas
Mbaa tulisannya dalem ih menyentuh hati, terharu aku bacanya. Kopi tetaplah kopi ya, mau diberikan gula pun tetap sama seperti si dia. Ada sisi manis dan ada sisi pahitnya
ReplyDeleteKopi mmg bisa jadi teman dan bisa diolah sesuai rasa kalo peka bisa menemukan racikan khas
ReplyDeletecek
ReplyDeleteaku bukan penikmat kopi, jadi susah buat bikin sajak tentang kopi
ReplyDeletetapi pacarku suka kopi, dan suka aku juga
eaaaaaaaaaaa
Aku bukan yang addict ma kopi. Tapi pilihanku kalo pengen menyendiri yaa ngopi. Kopi tuh kaya pahit manis kehidupan #eeaaaa
ReplyDeleteWaduh, dalem nih. Aku ngerasain rasa yang sama di tulisan ini. Untuk seseorang yang sudah jadi masa lalu. Haduuuh... Aku malah nostalgiaan dengan kesedihan ini. :))))
ReplyDelete