12 Mei lagi...

IMG_20190512_110142_927.jpg
"Kalau saja mama tak pergi, mungkin aku masih menjadi orang yang tak menghargai kebersamaan. Kalau saja mama tak pergi, mungkin aku masih menjadi orang yang angkuh dalam kenyataan"

Peristiwa itu selalu saja kukenang. Iya, disaat 12 Januari 2014 beliau akhirnya menyerah pada sakitnya, dan pergi bertemu penciptanya. Apalagi hari ulang tahun mama, setiap tanggal 12 di bulan mei, kami merindukanmu.
Rasa ini sepertinya sama antara saya, adik dan papa. Kami bertiga memiliki banyak kenangan bersama mama. Kadarnya berbeda-beda, entah apa yang dirasa mereka, tetapi kita bersama merindukan sosok mama. Sudah lima tahun beliau meninggalkan dunia ini, mungkin jika boleh kutebak seharusnya mama lebih bahagia dibanding dengan kita, orang-orang terkasih yang ditinggalkannya. Mama sudah di surga, sudah tak sakit lagi dan tak ada lagi masalah. Hidup penuh damai karena punya rumah yang indah disana, karena itu janji Tuhan.

Seperti biasa, setiap tanggal 12 di bulan mei. Hari ini saya menulis, bercerita dan berbagi untuk saya dan untuk yang membaca.

Ada banyak cerita, suka dan duka yang terus ada dalam urutan alinea.

Sudah lima tahun mama pergi ke surga dan sudah tujuh tahun saya diberi kesempatan menjadi mama untuk anak saya. Rasanya sangat indah, setiap ibu pasti sepakat dengan saya, bagaimana menjadi orang tua itu adalah anugerah.
Anak yang dititipkan oleh Tuhan merupakan pelipur lara, penyemangat disaat patah dan obat disaat sakit. Begitu juga pastinya yang dirasakan mama disaat melahirkan, membesarkan dan bersama dengan saya.

Banyak waktu yang seharusnya saya habiskan dengan beliau, jika saya cepat menyadarinya. Menyesal sudah tak guna disaat dia ternyata pergi atas takdir yang telah digariskan.
Ada banyak pesan yang ditinggalkan untuk saya dan biarkan saya membagi dan bercerita.

Kita terlalu sibuk membahagiakan pasangan hidup kita, siapa? Bisa pacar kita, suami kita atau teman dekat. Kita terlalu berhati-hati bersikap agar orang yang kita cintai itu tidak dilukai oleh kita melalui tutur kata, tingkah laku. Padahal mereka bukan sedarah, mereka orang lain. Mengapa kita lebih mengutamakan mereka, dibanding orang tua kita?

Begitu emosionalnya kita, mengungkapkan perasaan cinta dan sayang secara ekspresif kepada pacar, suami atau teman dekat kita. Tetapi kita lupa bilang sayang untuk ayah dan ibu.

Begitu cepat kita memutuskan untuk membeli dan memberikan hadiah yang spesial. Pacar, suami atau teman dekat yang selalu kita manjakan dengan barang-barang berharga disaat mereka berulang tahun atau dalam moment berharga lainnya. Namun sudahkah kita mendoakan Ayah dan Ibu kita disaat Tuhan memanjangkan satu tahun umur mereka di dunia? Mereka tak perlu barang yang mahal, emas atau berlian. Mereka hanya perlu anaknya.

Banyak hal yang Tuhan kasih kepada saya, apakah itu? Proses adalah jawabannya. Proses hidup yang membuat saya sampai pada titik saat ini. Proses yang saya namakan Berkat.

Proses dimana kenyataan menjadi sangat pahit namun harus dijalani. Proses dimana seharusnya rasa syukur menjadi urutan pertama dalam prioritas hidup saya.

Setelah diurutkan untuk mengetahui maksud Tuhan untuk kehidupan saya secara pribadi, ternyata mau Dia adalah membentuk saya menjadi kuat, tangguh, mandiri dan selalu penuh dengan rasa syukur. Walaupun banyak kesulitan, tetapi ternyata saya mampu menghadapinya. Terkadang memang menabrak aturan yang ada, namun masih di garis yang benar. Masih jauh dari sempurna, karena manusia tak luput dari salah dan dosa.

Bekal itu saya dapatkan karena didikan orang tua. Wow, warisan terbesar dari mereka ternyata bukan harta dunia. Sikap renponsif secara positif terhadap masalah-masalah yang dihadapi lebih berharga dari sertipikat tanah atau bpkb mobil peninggalan orang tua.

Saat ini disaat kalian membaca tulisan saya, apakah yang terlintas di dalam hati dan pikiranmu? Gambaran apa yang terus melekat pada sosok ayah dan ibu kalian, pasti berbeda-beda.

Memiliki orang tua penyayang, perhatian, pemarah bahkan jahat pasti tergambar pada memori yang dibentuk sedari kecil. Bukan hak saya untuk memerintahkan menghapusnya atau menyuruh kalian menjadi manusia yang "baru".

Pengalaman-pengalaman manusia pada setiap kehidupan yang dijalani menjadi sebuah pengalaman yang baik dan mungkin buruk. Pilihan kita untuk terus hidup pada pengalaman yang buruk atau pergi merubahnya.

Kita tidak meminta dan memilih lahir ke dunia, orangtua kitapun tidak bisa memilih akan calon anak-anaknya. Tetapi kita berhak memilih, untuk penuh cinta atau benci. Hidup dalam kekuatiran menjadi sukar membentuk pribadi yang berhasil. Tetapi hidup dengan penuh rasa syukur akan membentuk pribadi yang sukses.

Sempatkan waktumu untuk bersama orangtuamu, berikan kesempatan jiwamu untuk berterima kasih kepada mereka. Ingatkah kamu, dari janin engkau dipelihara dan dilahirkan penuh kasih, sayang dan kesabaran yang lahir dari ayah dan ibumu? Lupa ya? Mungkin lupa.,
Berikan cinta, belum terlambat kok.
Selamat hari ibu, Selamat hari ulang tahun untuk mama di surga.

No comments