Jadi ingat istilah orang-orang
dalam sebuah slogan "I Hate Monday" yang artinya aku benci hari
Senin. Namun, istilah tersebut tidak berlaku bagi saya karena pada hari itu,
sebuah pengalaman seru di mulai. Mau tau? Cukup membaca artikel sampai habis
ya:)
Karena kesibukkan dalam bekerja
dan mengurus rumah tangga, ibu-ibu muda seperti saya memiliki waktu yang
sepenuhnya didedikasikan untuk keluarga, ditambahkan dengan pekerjaan di kantor
karena kebetulan saya juga seorang karyawan. Sehingga tak sempat untuk mengurus
diri sendiri atau sekedar memanjakan mata. Namun dengan tekad yang bulat dan
hanya bermodalkan pencairan informasi melalui mbah google, saya berhasil me
time lho.
Senin kali ini membuat saya
bersemangat, kalau bisa dijadiin slogan saya beri nama "I Love
Monday". Mumpung cuti, saya bersama satu orang teman berkunjung ke Taman
Wisata Alam Angke Kapuk yang lokasinya berada di Jakarta Utara. Berhasil
mendapatkan tambahan informasi dari internet tentang rute dan sarana
transportasi yang bisa membawa kita sampai pada objek wisata tersebut. Saya
memulai petualangan dengan naik KRL Jurusan Jakarta Kota. Saya naik KRL dari
Bekasi dengan jarak waktu yang ditempuh hanya sekitar 30 Menit untuk bisa
sampai ke tujuan (St Jakarta Kota), bisa dibayangkan kalau saya memakai
kendaraan pribadi. Oh ya, beberapa bulan belakangan ini, saya sudah tidak
memakai kendaraan pribadi dan beralih memakai KRL dan moda transportasi kereta
cepat lainnya seperti MRT, LRT dan juga angkutan umum lainnya : TransJakarta
dan APTB, alasannya adalah Jakarta ke Bekasi atau sebaliknya, jika kita memakai
mobil pribadi entah berapa jam waktu yang kita habiskan hanya dalam perjalanan.
Karena saat ini jalan raya, tol dan lainnya semakin hari semakin macet. Luar
biasa menghabiskan waktu dan energi. Naik KRL dari Bekasi ke Jakarta Kota pada
jam 10 Pagi ternyata sangat nyaman, tidak berdesakkan dan cepat sampai tujuan,
karena jalurnya tidak terlalu sibuk. Dengan begitu untuk sampai sesuai rencana
pasti bisa. Setelah tiba di Stasiun Jakarta Kota, saya langsung menuju Halte
Transjakarta yang letaknya di bawah (terowongan) Stasiun Jakarta Kota. Kami
menunggu 10 menit untuk naik TransJakarta bernomor 1A yang memiliki Rute dari
Balai Kota-PIK, dimana nantinya akan melewati Halte Buddha Tzu Chi,
satu-satunya halte TransJakarta yang dekat dengan Taman Wisata Alam Angke
Kapuk. Ketika sampai di Halte Buddha Tzu Chi (seberang PIK Avenue), saya hanya
cukup mengitari kawasan Sekolah Yayasan Buddha Tzu Chi. Tak perlu takut untuk
tersesat atau nyasar, karena security di kawasan sekolah tersebut sangat
informatif dan mengarahkan jalan menuju Taman Wisata Alam Angke Kapuk, tentunya
dengan bertanya yang sopan dan sedikit senyuman ya. Kurang lebih jaraknya
sekitar 500 meter untuk sampai di tujuan, yang disiapin cukup tenaga, semangat
dan topi (jaga-jaga kalau panas terik.
Taman Wisata Hutan Manggrove
Taman Wisata Alam Angke Kapuk
menawarkan pengalaman baru, wisata edukasi dengan harga terjangkau. Harga tiket
masuk per orang adalah 30rb untuk Weekend dan 25rb untuk Weekdays. Spot-spot
buat foto juga sangat banyak, namun akan dikenakan tambahan biaya jika ada
pengunjung yang membawa kamera pro, karena sudah menjadi peraturan sebelum
masuk dalam kawasan tersebut.
Siang itu saya tidak berhasil
menjangkau semua area, karena lahan tersebut begitu luas. Saya juga sempat
melihat penginapan bagi pengunjung yang ingin menginap. Seru juga sih, menginap
di dalam hutan manggrove, sepertinya ingin mencoba disaat berkunjung kembali.
Yang sangat disayangkan adalah
Taman Wisata Alam Angke Kapuk ini belum sepenuhnya memiliki fasilitas yang
lengkap. Toilet sangat kurang dijumpai dan tempat sampah sangat jarang
terlihat. Ini mengakibatkan dibeberapa tempat yang saya jumpai banyak terdapat
sampah-sampah plastik sisa makanan dan minuman yang berserakkan, membuat
pemandangan agak terganggu. Kayu dan Bambu yang menjadi pijakan kaki pengunjung
beberapa terlihat rapuh dan bisa jadi membahayakan jika diinjak. Aktivitas yang
saya lakukan pada saat itu adalah berjalan-jalan mengitari Kawasan Manggrove,
saya juga mengambil foto-foto, baik itu foto selfie dan foto-foto pemandangan
yang menurut saya begitu autentik.
Saya juga sempat membuat sebuah
Vlog yang telah saya unggah pada laman Youtube saya. Kalian bisa cari dengan
Keyword yang sama seperti judul artikel ini "Hutan yang membuat bahagia
Warga Jakarta".
Sebelum saya mengakhiri cerita,
ada pengalaman yang sedikit menggelitik. Disaat saya bersama teman mengitari
kawasan hutan manggrove, ada beberapa pasangan muda mudi. Dalam pikiran saya
pasti mereka adalah pasangan kekasih, cihuy pacaran di Hutan Manggrove adalah
hal yang unik sih bagi saya. Apalagi di Kawasan tersebut banyak pondok dan
bangunan dari kayu yang bisa untuk menginap atau sekedar meneduh dari teriknya
panas di siang itu.Sttt... mereka berpasang-pasangan telah duduk dan
bermesraan, saya yang lewat saja sudah tak dihiraukan mereka, ibaratnya saya
hanya butiran debu hehehe. Boleh-boleh aja sih pacaran, asal tidak memanfaatkan
situasi karena memang kawasan tersebut sangat sepi.
Pengalaman seru kali ini, membuat
saya ingin melakukan perjalanan-perjalanan lainnya. Sepertinya wilayah Jakarta
dan sekitarnya beragam dan layak untuk kita jadikan Destinasi. Kalian bisa
berkomentar di bawah ini, tempat atau tujuan apa yang layak saya kunjungi.
Let's get started !
Jembatan bambu dan pemandangannya eksotik sekali. Penasaran apa jembatan bambunya akan goyang-goyang pas ketiup angin?
ReplyDeleteserem sih sis , emang goyang-goyang haha
DeleteMbaknya itu lelah apa menikmati angin cepoi-cepoi tuh sampe gegoleran di jembatan bambu. Seru y kak back to nature ������
ReplyDeletelelah baca komen mbaknya haha
DeleteNah, ini saya penasaran sama kunjungan jalan-jalan ke hutang mangrove. Rasanya kalau sekadar mengitari dan foto-foto, masih kurang klop dan memuaskan. Mungkin, ini masih mungkin ya, sebaiknya dibuat kunjungan menanam langsung, atau dibuatkan satu studio kecil untuk menayangkan video pentingnya keberadaan hutan mangrove. Di Cirebon juga sebenarnya ada namun saya belum pernah berkunjung. Insyaallah nanti direncanakan, biar bisa berbagi juga pengalaman ke hutan mangrove. Dan permasalahan fasilitas, klasik tapi umum. Nggak tau lagi gimana menyampaikan hal ini ke pengurus wisata...
ReplyDeleteGak ada paket atau agenda buat nanam manggrove mas. Emang yang dijual cuman mengitari dan foto-foto. Bagi awam kek saya emang sih biasa ya, tapi mayanlah
DeleteIdih enak banget mb Gina senin2 bisa ciao jalan2 :)
ReplyDeleteEtapi emang sangat disayangkan ya, budaya sebagian besar masyarakat kita tu susah banget buat ngumpulin sampah :)
Padahal lho kerjaan itu sangat simple.
Btw mbak nggak ikutan nanem mangrove disitu mb?
Gak nanam mas, boro-boro secara panas say.....
DeleteWah ada tempat ginian ya di Jakarta yang super macet. Cocok banget buat rehatkan pikiran dari penatnya aktivitas kerja sehari-hari
ReplyDeleteIya, tapi ngider kawasan ini capek juga. Apalagi panas pas saya berkunjung
DeleteWah infonya lengkap kak,aku belum terealisasi ke mangrove tetapi kalau explore sendirian ke mangrove agak ngeri juga ya kalau daerahnya sepi malah ada yang pacaran lagi wkwkw itu bemtuk rumahnya unik seperti yang ada di makasaar ya
ReplyDeleteYup! kalau sendiri agak spooky haha
DeleteHutan taman mangrovenya keren sekali, sepertinya sangat terawat dan mendapat perhatian lebih.
ReplyDeleteAda beberapa spot and space yang kurang terawat. Tidak saya foto, miris sekali sih
DeleteSama kayak Hutan Mangrove di sekitar medan kak, di daerah deli Serdang tak jauh dari medan. Cukup indah tapi belum ada toilet yang memadai. Trus tempat sampah juga minim. Sayangnya yang berkunjung belum memiliki kesadaran mencintai lingkungan dan kebersihan. Jadinya tempat wisata edukasi begini pun jadi kotor,
ReplyDeleteYa betul. Yang saya kunjungi ajak buset sampahnya banyak banget, malah jadi gak elok diliatnnya
Deletemong ngomong rebahannya enak banget kak Gina,Taman Wisata Alam Angke Kapuk itu wisata mangrove bukan si kak?
ReplyDeleteenak untuk konten aja. karena banyak semut dan nyamuk haha. Iya wisata mangrove kak
DeleteSebenarnya ada rasa ngeri jg gak Mbak pas melalui pijakan kayu yg rapuh² gitu? Sy pernah soalnya,, di Bagan Asahan, Sumatera Utara, liat penduduk lokal kok santuy aja wara-wiri di jalan yg kaya gitu, pdhl bawahnya udah anak sungai dangkal berkayu² gitu.
ReplyDeleteada beberapa spot emang yang rapuh dan kita harus pelan-pelan buat jalan hmmm
DeleteSaya pernah sekali wisata ke hutan mangrove. Kebetulan waktu itu sekalian jalan sepulang dari acara komunitas. Seru banget sih tapi saya jadi norak karena foto terus wkwkkwkw
ReplyDeletesama, orang kota kalau liat yang bagus dikit pasti norak hahaha samalah
DeleteTaman wisata angke kapuk, salah satu destinasi yang jadi incaran dari dulu tp belum kesampaian. Thanks lengkap rutenya. Aku mau coba
ReplyDeleteCoba donk. terus cerita ya.
DeletePas masih kuliah di kehutanan, TWA Angke ini udah kayak rumah sendiri. Tiap semester selalu praktikum ke sini. Hehehe. Semoga pengelolaannya semakin bagus.
ReplyDeleteWah seru mbak mutia, Tapi toiletnya dikit kan?
DeleteBelum pernah jalan-jalan ke wilayah hutan mangrove, dulu di Pangandaran mah cuma numpang lewat doang makanya penasaran pengen coba juga. Hutan semacam itu penting keberadaannya bagi warga kota sebagai paru-paru. Semoga saja kian ramai dikunjungi karena sepertinya butuh pembenahan, juga jangan disalahgunakan sebagai tempat untuk pacaran bebas. Harus perbanyak fasilitas untuk jeluarga dan perbaikan jalannya agar aman.
ReplyDeleteYes! sepi-sepi emang karena kurang pengunjung namun dimanfaatkan buat muda mudi untuk pacaran hmmm
DeleteHati2 binatang liar melata masih ada beberapa disini yang paling banyak itu biawak ..
ReplyDeletehahahaha,,ya, ular sih lebih ngeri kalau gelantungan hmmm
DeleteWah fotonya selow banget mbak bisansampe tduran gtu .wkwkwk
ReplyDeleteIni kalau di Surabaya ada juga begini. Taman mangrove di Surabaya timur. Kko sorean buat foto2 kece loh di mangrove itu :v
hahaha selow, tapi agak was-was soalnya takut kalau ada ular tiba-tiba nemplok haha
DeleteWah sepertinya sangat langka ya kak mencari wisata alam di kota Jakarta..tempat seperti ini harus banyak dibuat..selain sebagai paru2 kita juga bisa sebagai sarana edukasi dan rekreasi...jadi pengen nih main ke Mangrove Jakarta...
ReplyDeleteAyo donk berkunjung, soalnya sepi pengunjung hiks,
DeleteMenarik banget ya wisata alam di kota Jakarta, kalo mau nyari tempat indah yang mungkin jarang banget orang tau di pulau biawak Indramayu mba. Tempatnya indah dengan laut biru membentang dan pasir pantai yang putih, apalagi banyak biawak yang tentunya lebih jinak dibanding komodo.
ReplyDeleteTerima kasih atas infonya mbak. Nanti saya coba deh, deket juga indramayu..
Deleteeh dijakarta ada hutan mangrovenya toh. aku malah tahunya monas, sama ragunan hehehe. selma ini aku kalo main ke pantai belum lihat ada hutan mangrove yang dikelola dengan baik seperti dijakarta. apa itu artinya mainku kurang jauh ya.
ReplyDeleteGak juga mas. jauh dekat Rp3000 eh salah ya. Ayo donk berkunjung trs ceritakan
DeleteDulu pas masih di Jakarta hampir sebulan sekali nih ke destinasi yang satu ini.
ReplyDeleteTempat refresh otak sih. Karena tempatnya enak banget. Berasa kek bukan lagi di Jakarta malah. Hehe
namun panas kan? saya gak betah sama panasnnya aja hmmm
Deletewah saya lihat blog ini sering update artikel tentang wisata, pengen tau banyak lagi wisata wisata alam yang indah di Indonesia, siapa tau nnti jadi perjalanan bulan madu saya sama istri hehee
ReplyDeleteeh mas di hutan manggrove jakarta ini, ada penginapan lho. Cocok buat yang honeymoon. Yuk dicoba hehe
DeleteCukup murah ya tiket masuknya, kalau harga tiket masuk per orang adalah 30rb untuk Weekend dan 25rb untuk Weekdays, lumayan lah karena keluarga kami ada 6 anggotanya. Terkadang harga tiket Jadi pertimbangan juga, hehe. Thanks ya kak tulisan perjalanannya
ReplyDeleteBetul, kalau keluarga besar memang harus mikir tuh awalnya ke tempat wisata adalah tiket. Terjangkau kok di tempat ini mbak
DeleteHuaaaa cantik sekali sekarang Taman Wisata ini
ReplyDelete12 tahun yang lalu aku ke sana, ikut nanam bakau
Sekarang udah gede-gede. Senang lihatnya deh
Mau ah kapan-kapan ke sana juga
Wow, keren. saya aja belum pernah nanam bakau. Bagaimana rasanya mbak?
DeleteUdah mampir ke masjid terapung & nyobain kelilinh naik perahunya blum? Asyik nii
ReplyDeletewow, ajak-ajak kek kapan-kapan hmmmm
DeleteAku baru sekali ke TWA Angke ini. Saat itu karena penasaran dengan hutan mangrive nya dan rumah2 unik yang ada di sana. Sayangnya sampai di sana nggak sesuai ekspektasi. Salah satunya sampah n jembatsn kayunya yang mulai rapuh.
ReplyDeletebetul. Saya gak foto aja sih. Gak enak nampilih yang jelek-jelek hmnn. banyak yang rapuh emang
Deletehutan mangrove ini bisa menjadi alternatif refreshing sejenak dari keramaian ibukota Jakarta, apalagi kalo tiap hari hectic terus.
ReplyDeleteSuasana yang adem kayak gini bikin betah berlama-lama disana ya
Gak harus lama mbak, karena panas hahaha
DeleteSemoga nanti kalo bisa main ke taman wisata Angke kapuk fasilitasnya udah lengkap ya kak..
ReplyDeleteAda toilet dan juga Tong sampahyang banyak biar gak berserakan sampahnya
iya betul. Semoga blog ini dibaca yang ngurus Taman wisatanya hehe
DeleteTiket masuknya murah ya, Mbak. Saya kangen sama hutan mangrove. Di SUlawesi Selatan susah sekali menemukan hutan mangrove sekarang ini. Dulu, tahun 80-an masih banyak ditemui. Sayang sekali.
ReplyDeletepadahal hutan mangrove bagus buat ekosistem masy pesisir seperti di sulsel
DeleteSuasana yang masih alami, dan sudah di jadikan fasilitas publik tentu menjadi alternatif tujuan wisata ya kak.. nggak perlu mewah cukup melihat yang ijo-ijo aja udah seger lagi pikiran
ReplyDeleteDan bagus dijadikan konten dan banyak spot foto instagramable hehe
DeleteTentang tempat sampah ada pendapat berbeda dari pakar lingkungan
ReplyDeleteTempat sampah sebaiknya tidak diadakan karena akan diacak acak
Antisipasinya, pengunjung yang masuk dilarang bawa makanan yang berpotensi nyampah
Nah, betul juga ya. Tapi sayangnya makanan dan minuman boleh dibw masuk
DeleteKalau ke sini harus engga hujan ya? Selain jalan-jalan di antara hutan bakau, ada apalagi Kak?
ReplyDeleteWaduh toiletnya antri? Kuncinya perawatan yah kalau obyek wisata alam seperti itu.
boro-boro antri, nemu toilet aja gak tau dimana haha
DeleteAahh...kupikir cuma Bali yang menerapkan biaya tambahan jika bawah kamera Pro. Masalahnya kadamg orang ini ga faham, bawah kamera besar belum tentu itu pro, masak saya cm macam bawa kamera kanon DSLR tanpa.tambahan lensa apa2 dimnta tambahan bla.bla..akhirnya skrg males main ke Mangrove padahal deket juga, hahahaha
ReplyDeleteMangrove emang banyak spot foto keren ya, Mbak...andai Bali juga ada moda transportasi umum kaya Jakarta paling lebih seru ini...
iya ya. Istimewahnya bali tuh gak ada angkot ya hehe
DeleteDari kapan-kapan baca tempat wisata alam Angke Kapun ini belum jadi juga dikunjungi. Hiks
ReplyDeletePadahal dulu sering nonton berita seputar Buddha Tsu Chi di Daai TV dan tahu lokasinya di sini.
Itulah, yang dekat belum didatangi yang jauh dijabani...
Btw, harga tiket masuk murah ya..semoga kekurangan fasilitas yang disebutkan akan ada perbaikan ke depan
Mudah-mudahan dibaca artikel ini oleh pengurus dan pemda setempat agar diadakan perbaikan
DeleteJembatannya ini pasti jadi salah satu spot foto favorit ya di sana?
ReplyDeletebukan lagi,. tapi pas saya lagi foto kan sepi hehe
DeleteJadi ingat zaman kuliah Mbk, praktekku di Hutan Mangrove, senang deh bisa bertualang ya ke Angke Ka ini, semoga makin banyak orang tidak memanfaatkan suasana sepi untuk berbuat asusila ya, serem deh kalau kejadian.
ReplyDeleteiya betul. Saya liatnya aja jijik, banyak yang pacaran haha
DeleteAih... aku yang di utara aja blm sempet main ke sini nih. Padahal deket. Sudah lama banget pengen kesini tp gak jadi2. Tiketnya jg gak terlalu mahal ya
ReplyDeleteayo donk eksekusi dan cerita di blognya hehe
DeleteWah... pacaran di hutan mangrove, xixix.. bikin galfok aja.
ReplyDeleteHutan mangrove terdekat dari kampung saya ada di Pekalongan. Indah juga katanya. Tapi saya belum pernah ke sana.
Kira-kira ada yang pacaran juga ngga ya, wkwkwk.
hahahha maakanya berkunjung biar tau,,,sekalian bawa pacarnya #eh hahaha
ReplyDeleteSaya belum pernah melihat hutan mangrove. Sepertinya adem ya suasananya..itu ada binatang liarnya tidak ya?
ReplyDelete