Sikap dan Perilaku

(21 September 2018)

“good manners will open doors that the best education cannot” – Clarence Thomas

“Right attitudes produce right actions..”

Kehidupan kita adalah refleksi dari sikap kita. Sikap positif sumber reaksi berantai dari pikiran positif, jadi sikap menentukan perbuatan.

Apa yang penting untuk dimiliki manusia selain uang, kesehatan dan kebahagiaan? Menurut saya salah satu yang utama adalah sikap dan cara. Iya, bagaimana kita bersikap dan berperilaku.

Good attitudes dan good manners, sepertinya sekarang sering dilupakan oleh orang, mereka lebih memilih mendapatkan uang, kenyaman, tujuan hidup dengan menggunakan cara yang tidak baik. Saya tidak lantas menjustifikasi seorang terhadap hal demikian, tetapi secara kasat mata dan beberapa pengalaman saya banyak orang yang berperilaku demikian. Dan kekecewaan saya bertambah diiringi mengetahui sikap dan tingkah laku yang tidak wajar banyak dimiliki oleh orang yang well educated.

Bahwa manners dan attitudes tidak dengan mudah dibangun dan dimiliki pada setiap orang, ini bisa melekat dan hidup ketika dipelajari dan diajari bukan dengan waktu yang singkat. Saya percaya akan sebuah proses terhadap manusia, karena proses kehidupan yang terjadi pada manusia membuat seseorang memiliki pilihan untuk memilih menjadi lebih baik atau tidak. Kehidupan manusia dari lahir, dewasa dan pada akhirnya mati memiliki jutaan pengalaman ; sosial, tragedi dan banyak hal yang memiliki ciri unik dan tidak sama.

Oleh karena itu, kita diberikan pilihan untuk memilih jalan hidup kita.

Namun dengan berjalannya waktu, tuntutan sosial ekonomi seseorang atau tuntutan keadaan menjadi jawaban bagaimana orang tersebut bersikap dan berperilaku. Sebut saja seperti ini, anda menjadi sopan dan santun ketika berbicara karena disebabkan oleh sosial life atau culture. Dimana kita bersosialisasi dan bertemu dengan orang-orang atau lingkungan yang memiliki cara berbicara dan berperilaku sopan dan santun. Dan kemudian, bisa juga diceritakan disaat anda mengalami kejadian yang tidak enak dalam kehidupan masa lalu dan tuntutan keadaan dimasa sekarang membuat anda berperilaku tidak wajar,  contohnya menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keinginan anda, salah satu contoh : anda berhubungan dengan suami/istri orang lain. Saya disini tidak ingin menjadi polisi moral, namun saya ingin melihat dari perspektif sikap dan perilaku yang menurut saya tidak wajar. Banyak viral saat ini dengan kata “pelakor” atau “pebinor” ini menjadi wabah diberbagai kalangan, saya berpikir apakah pergeseran budaya membuat pelaku menjadi sangat berani dan merasa biasa untuk bersikap dan berperilaku demikian. Membenarkan dengan banyak cara, berbagai bahasa yang membuat hal negatif ini menjadi sudah tidak masalah. Dimanakah manner? Dimanakah attitudes?

Kesalahan terbesar seorang pelakor dan pebinor adalah membenarkan tindakannya dan lingkungan sekitarpun mendukung/membiarkan hal demikian? Kejadian dimasa lalu menghubungkan sikap dan perilaku tidak baiknya pada masa sekarang. Dan kemudian menghasilkan banyak teori, sehingga seseorang bertindak dan berperilaku tidak wajar.

Bahwa kita saat ini belum sampai mengalami krisis pada sikap dan perilaku, tetapi marilah mulai untuk menyadari bahwa memiliki sikap awareness tidaklah rugi. Kemampuan apa yang dimiliki untuk dapat bersikap dan berperilaku baik? Tidaklah sukar, jika keadaan disekitar anda tidak mendukung, mulailah menyadari dan merenungkan bahwa jiwa ini adalah ciptaan Tuhan yang paling berharga. Maha karya Tuhan yang paling mulia, karena memiliki akal dan budi. Tentunya pintar saja tidak cukup untuk sebuah keberhasilan, yang utama adalah memiliki sikap, karakter dan perilaku baik dan tidak merugikan orang dan lingkungan. Menjauhi segala hal buruk dipergaulan, kehidupan, dan budaya. Mencoba menggali wawasan dengan banyak membaca, bersosialisasi dengan lingkungan yang positif, memahami perbedaan dan terlebih penting bangun hubungan anda dengan sang Pencipta, sehingga anda akan menyadari apa yang baik dan apa yang buruk. Hidup anda tak akan menjadi sia-sia, ibaratnya “jika anda tak mampu secara materi, paling tidak anda mampu secara moriil untuk membangun good attitudes and good manners terhadap diri anda dan orang disamping anda.”

33 comments

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Setuju sekali.
    Sebenarnya sejak dulu ada pelakor, pebinol dll, cuma sekarang ini kemajuan teknologi informasi jadinya semua berita dan opini mudah sekali kita dapatkan.

    ReplyDelete
  4. Itulah, terlalu banyak orang yang mengagung-agungkan keberhasilan pendidikan. Pada sebagian orang berpendidikan tinggi dianggap ukuran kualitas padahal orang yang berpendidikan tinggi belum tentu bermanfaat bagi orang lain, juga belum tentu terhindar dari kebiasaan menyakiti orang lain. Nah, kalau kita lebih memperhatikan sikap dan perilaku, seperti dalam tulisan ini, tentunya kehidupan akan lebih nyaman dan bermanfaat. Ya, minimal tidak menyusahkan orang lain itu sudah satu manfaat.

    ReplyDelete
  5. Memang benar, pendidikan itu tidak menjamin seseorang memiliki manner dan atitude yang baik. Semua kembali ke diri masing-masing juga, bagaimana lingkungan sekitar dan cara mereka menyesuaikan diri. Itu bisa jadi salah satu faktor yang membentuk atitude seseorang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pendidikan karakter lebih penting sih untuk saat ini dibanding intelektual

      Delete
  6. Sepakat. Memang, sikap itu menentukan banyak hal. Duh kalo udah bahas pelakor sama pebinor, saya jadi silent reader aja, soalnya buat saya ini masalah yang komplek banget sih. Bukan cuma si pelakor atau pebinor yang bermasalah, tapi bisa jadi si laki dan istri orangnya juga deh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha, Kompleks ya? tapi tidak ada asap kalau ada api

      Delete
  7. Saya pernah ketemu yang pendidikan tinggi tapi attitudenya ya gitu deh

    ReplyDelete
  8. Setuju banget nih. Attitude ini penting banget. Percuma juga kalau pendidikan tinggi tapi kita nggak tahu bersikap yang baik. Btw saya baru tahu juga nih ada istilah pebinor selama ini tahunya pelakor saja..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada, emang cmn perempuan yang ganggu. Laki-laki juga banyak yang ganggu wkwkw

      Delete
  9. Postingan lawas nih kak? 🤪 duh itu dibasmi aja bisa gak sih pelakor sm pebinor dimusnahkan aja dari muka bumi sih. Gada faedahnya samsek hehe. Gada manner dan semuanya cm pembenaran diri doang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Postingan lawas, selawas umur kaka mungkin qkqkqkq

      Delete
  10. Itu sebabnya keberhasilan seseorang dari sisi akademik tidak lantas membuatnya berhasil menjadi orang sukses. Ada pendidikan karakter yang tetap harus dibangun, termasuk sikap menghargai orang lain. Kalau sudah menghargai, apapun yang terjadi, kita nggak akan berani merusak kehidupan orang lain. Aku juga belum sampai pada taraf orang yang mulia, masih terus belajar hingga saat ini. Tapi semoga niat untuk terus menjadi baik akan tetap terjadi baik. Bagaimanapun, ada Sang Maha Kuasa yang Maha Membolak-balikkan Hati. Terus mengingat-Nya, merasa takut pada-Nya, bisa menjaga kita dari perbuatan yang tidak dibenarkan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul. Saya juga pun belum sempurna, tetapi berusaha menjadi orang yang tidak merugikan orang lain

      Delete
  11. Setuju sekali, Kak. Tidak mungkin ada akibat jika tidak ada sebab.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yah asal muasal sama seperti air yang mengalir dari hulu ke hilir dan sebaliknya

      Delete
  12. Karena itulah mendidik seorang Perempuan berarti mendidik satu generasi
    Manners dan attitude Perempuan berpengaruh pada anak anaknya

    ReplyDelete
  13. Attitude is everything.
    Ga peduli seberapa jenius dan smart kita kalau attitudenya jelek ya sungguh sangat sayang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makanya dibutuhkan pendidikan karakter oleh generasi penerus saat ini.

      Delete
  14. That's why, aku penasaran bgt dgn gimana revolusi pendidikan ala Nadiem Makarim yg bakal diterapkan di pendidikan negara kita, Mbaa
    Semogaaaaaaa bisa menghasilkan generasi Indonesia dgn attitude yg baik yaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah ini! saya pun berharap sama pak nadiem, karena percuma pintar kalau akhlak gak baik

      Delete
  15. Wah ada cerita tentang pelakor ya, sekilas aku menelisik kenapa mereka seperti itu karena kurang kasih sayang dari Ayah. Kalau sudah jatuh cinta pertama anak perempuan itu ke Ayahnya jadi klop, Insya Allah enggak akan jadi pelakor deh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Berarti peran keluarga itu sangat penting ya mbak

      Delete
  16. Setuju mbak, attitude itu paling penting dari diri seseorang.
    Saya mah kalau punya teman pasti lebih pilih yang punya attitude dibanding cerdasnya macam apa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dan kalau begitu berteman hanya sekedarnya saja hehe

      Delete
  17. Yup. Sepakat dengan quote di atas, Mba. Good attitude and manners tidak dijamin dari pendidikan yang tinggi. Terkadang malah masih byk orang berpendidikan tinggi yang attitudenya mengecewakan ya?

    Makanya dari Intan kecil, kusudah mencoba menanamkan akhlak dan how to behave padanya, saking pentingnya sikap dan berprilaku yang baik ini. Semoga kita semua mampu menjaga sikap dan prilaku yang baik, ya, Mba? :)

    Nice share as usual!

    ReplyDelete
  18. Amin. Pendidikan karakter untuk generasi penerus yaitu anak-anak kita hehe

    ReplyDelete
  19. Kalimatnya makjlebb banget mbak.
    Yess, kenapa manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk sempurna? Karena manusia dibekali akal dan budi. Tak hanya otak agar pintar dan cerdas, manusia juga mempunyai budi pekerti dan hati nurani.

    Yup mbak, jika kita tak mampu secara materi membantu sekitar, paling tidak kita mampu secara moriil untuk membangun good attitudes and good manners terhadap diri kita dan orang disekitar kita. Karena kita (manusia) diciptakan untuk memberikan rahmad bagi seluruh alam. (Rahmatan lil alamin)

    Nice share mb, terima kasih sdh diingatkan.

    ReplyDelete