Terjebak Dalam Toxic Relationship



Hubungan percintaan gak selalu baik-baik saja, kadang diwarnai dengan adu argumen atau silang pendapat antara satu dengan yang lain. Perselisihan seperti itu sebenarnya hal yang biasa, karena menurut gue kalo gak berantem juga malah berbahaya.

Berantem sering terjadi dalam sebuah hubungan, apa penyebabnya? Banyak hal, hal receh pun bisa jadi sumber perselisihan. Misalkan; memilih mau makan dimana, memilih mau nonton film apa dan masih banyak lagi. Apalagi pada hal prinsip, ini pun akan terjadi perselisihan dalam sebuah hubungan. Dengan seringnya berantem seharusnya gak menjadi sebuah masalah, menurut gue justru lebih merekatkan hubungan karena kamu akan mengetahui Do’s and Dont’s yang diinginkan oleh pasanganmu. Dengan berantem biasanya akan mencari solusi untuk gak mengulangi hal yang sama terjadi kembali. Bagaimana dengan Toxic Relationship?

Apa itu Toxic Relationship?

Banyak para pasangan kekasih gak menyadari terjebak dan sulit keluar dari yang namanya Toxic Relationship.

Toxic yang artinya racun dan Relationship diartikan hubungan, jadi Toxic Relationship adalah hubungan yang beracun.

Racun dalam sebuah hubungan sering gak disadari oleh sepasang manusia yang terlibat hubungan asmara. Padahal Toxic Relationship dapat meracuni fisik dan mental setiap orang, secara diam-diam tanpa disadari.

Menurut gue, Toxic Relationship bermulai dari hubungan percintaan yang terlalu memabukkan. Namanya orang mabuk kadang gak berpikir secara sehat dan logis. Ini berlaku juga bagi orang yang sedang dimabuk cinta. Makanya semua yang berlebihan itu gak baik, berlebihan mencinta dan berlebihan membenci.

Tanda-tanda hubungan yang terjebak dalam Toxic Relationship

Toxic Relationship bukan muncul begitu saja dengan sendirinya, istilah ini telah ada dan tumbuh, khususnya dikalangan psikologi dan pakar komunikasi. Banyak studi kasus dan penelitian yang menyimpulkan hubungan-hubungan asmara yang terjerat dalam Toxic Relationship.

Kamu bisa melihat banyak contoh kasus  yang viral di media tentang sebuah hubungan yang terjerat Toxic Relationship. Menurut Lilian Glass, seorang ahli komunikasi dan psikologi di California, hubungan asmara dikatakan toxic disaat kedua pihak gak saling mendukung, gak saling menghormati, dan juga gak memiliki kebersamaan. Berikut adalah tanda-tanda disaat seseorang terjerat Toxic Relationship

Merasa gagal jadi diri sendiri

Hubungan percintaan yang baik adalah saling mensupport satu dengan yang lain. Tetapi gak dengan Toxic  Relationship. Kamu akan kehilangan kepercayaan diri dan gak jadi diri sendiri, jika memiliki pasangan yang terus-terusan mengkritik dan menganggap apa yang kamu perbuat selalu salah di matanya. Hal tersebut akan pelan-pelan merusak kepercayaan dan harga diri kamu.

Kamu merasa akan terus merasa gagal menjadi diri sendiri. Kamu yang dulunya bersemangat dan selalu tersenyum mengawali hari-hari menjadi murung dan lemes bahkan pengen mati.

Hal itu juga akan membuat kamu menjadi gak terbuka dan menjadi orang pendiam ke pasanganmu apalagi ke orang lain.

Jika kamu merasa seperti itu, coba diam sejenak dan berpikir kembali. Karena sejatinya hubungan yang sehat bersama pasangan adalah hubungan yang saling mendukung, membahagiakan, dan tentu saja membuat kamu bebas menjadi diri sendiri.

Menjadi sulit berkomunikasi

Berantem dalam hubungan adalah hal yang wajar, hanya saja bagaimana kamu mencari solusi dan adil bagi kamu dan pasanganmu. Berkomunikasi yang baik adalah salah satu cara untuk menjalani hubungan yang sehat. Gak perlu menggunakan kekerasan secara emosional apalagi fisik. Jika pasanganmu seperti itu, sebaiknya kamu berhati-hati dan harus berpikir kembali untuk tetap melanjutkan hubungan.

Dikendalikan oleh pasangan
Ini adalah tanda utama Toxic Relationship, dikendalikan oleh pasangan. Pelakunya akan memiliki kemampuan manipulatif yang hebat untuk membuatmu jatuh cinta. Dan disaat telah mendapatkan cintamu, iya menggunakan kepentingannya.

Pasangan yang terjangkit Toxic Relationship akan membuatmu merasa membutuhkannya, lalu mengingkatmu kuat-kuat. Membangun rasa dibutuhkan secara gak sadar membuatmu merasa terikat dengannya. Dampaknya kamu takut dan merasa bertanggung jawab jika dia akan sangat terluka jika kamu meninggalkannya.

Kamu menjadi gak punya waktu untuk hal-hal pribadi. Kamu gak bisa lagi leluasa bergaul dengan keluarga dan teman. Waktumu dihabiskan untuk selalu bersamanya. Di rumah pun, si pasanganmu mungkin bisa mencurigaimu.

Mulai dengan menyortir siapa saja yang boleh pergi keluar denganmu. Hpmu bukan lagi milikmu sendiri, pasanganmu kepo dan mengecek isinya kapanpun dia mau. Sosial mediamu gak ketinggalan dari pantauannya, karena  gak mau merasa ketinggalan perkembangan hidupmu. Awalnya kamu merasa gak nyaman dengan perlakuannya yang terlalu mencampuri urusanmu. Ketika dikonfrontasi jawabannya membuatmu leleh dan percaya. “Ini kan karena aku sayang kamu… bukan karena aku cemburu….”

Kamu bak robot yang diatur-atur, gak boleh ini dan itu. Padahal seharusnya sebagai manusia, tanpa disuruh pun kita sudah tau mana yang baik dan benar.

Banyak orang yang gak sadar terjerat dalam Toxic Relationship dimana pasanganmu terlalu mengatur atau mengambil hak privacymu. Kamu selalu berpikir bahwa itu semua karena pasanganmu cinta sama kamu, padahal sesungguhnya cinta adalah dikendalikan dengan akal sehat.

KDRT, Perempuan Bisa Apa

Sulit berkembang

Hubungan yang baik adalah memberikan kesempatan pasanganmu untuk berkembang dengan baik dalam hal apa saja. Memberikan dan mendorong pasangan untuk menampilkan kemampuan terbaik; bersosialisasi, karir atau pun cita-cita.

Pasangan yang menghambat dan memberikan banyak batasan terhadap kemampuan dirimu, secara gak sadar melahirkan sebuah Toxic Relationship. Sangat disayangkan, banyak hal yang bakal kamu lewati jika terus dihambat.

Untuk itu sebaiknya dipikir matang-matang untuk melanjutkan hubungan, jika sudah terlihat tanda-tanda di atas.  Cinta seharusnya membuat bahagia, bukan kekhawatiran, kecewa dan saling menyakiti.
Terus menjalani sebuah Toxic Relationship membuatmu tanpa sadar menyalahkan diri sendiri bahkan tidak menghargai diri sendiri, gak menyadari masih banyak yang harus kamu lakukan untuk diri kamu dan orang-orang yang sebenarnya sayang sama kamu. kamu menjadi kehilangan identitas diri kamu, ada rasa takut untuk gak bisa apa-apa.

Segera keluar dari toxic relationship, karena jika berpikir untuk bisa terus menjalaninya dengan segala pertimbangan yang kamu buat, jelas akan membuat kamu semakin terkubur dalam dan semakin dalam untuk bisa mencintai diri sendiri.

Kamu bukan wanita gagal, rusak dan tidak punya apa-apa. Kamu hanya singgah dengan orang yang “too much” dan salah merespon arti cinta sesungguhnya.

Dia gak mati kok kamu pergi. Mulailah memberi penghargaan terhadap diri kamu sendiri, yang dengan setia menemani kamu dan dengan sabar bersamamu. Mulai ambil waktu yang selama ini hilang dengan merespon orang-orang yang selama ini ternyata terus ada disaat kamu susah pun senang. Cinta itu bukan racun. Let’s be kind to each other!

Terjebak dalam Toxic Relationship

51 comments

  1. Betul kak, cape loh terjebak dalam toxic relationship tuh. Loh kok curcol. Bikin badmood rasanya dan sedih jadi blaming ourself juga. Semoga setiap pasangan mau sama-sama komunikasi dan mau nurunin egonya.

    ReplyDelete
  2. Dalam rumah tangga berebut omong menjadi hal yg biasa terjadi ya mbak gina?
    Alhamdulillah kami sering berebut omong tp ya 1/2 jam paling lama 1 jam kami udah ketawa-tawa lagi. Kadang kl di pikirin suka geli sendiri. Aku berharap dijauhi dr toxic relationship, Krn ngeri juga kl pasangan ku seperti itu.

    ReplyDelete
  3. Seorang kerabat pernah ngalamin nih
    Dipukulin dan disundut rokok pun dia terima aja
    "ini salahku katanya "

    ReplyDelete
  4. Intinya kalau sudah masuk dalam toxic relationship cepat2 sadar aja. Segera mengambil keputusan terbaik jangan sampai malah merugikan diri sendiri

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tapi biasanya banyak orang bertahan dalam sebuah hubungan dengan alasan masih cinta

      Delete
  5. Kalo kata kompromi udah hilang dari kehidupan pasangan, di saat itulah seseorang terjebak dalam hubungan beracun. Tidak siap ditinggalkan dan tidak siap meninggalkan.

    ReplyDelete
  6. Keren postingannya! Terimakasih ya kak sudah berbagi pengalaman :)

    ReplyDelete
  7. Toxic Relationship ini kalau kita pikir aneh, ya ... masa sih ada orang yang mau. Eh tapi memang ada sih yangs seperti ini, saya pernah mendengar nyata orang yang terlibat. Padahal kalau mau berpikir dan merenungkan lebih jernih, harusnya yang terlibat - yang jadi "korban" bisa menyelamatkan dirinya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya betul skali mbak, kalau gak bisa berlarut-larut

      Delete
  8. Informatif dan inspiratif nih artikelnya. Bisa buat pegangan saat milih pasangan dan memutuskan menjalani sebuah status

    ReplyDelete
  9. Sadar atau tidak, toxic relationship ini ya pada kenyataannya memang banyak/sering terjadi. Gagal berkomunikasi salah satunya. Rasanya pengen ngomong ke diri sendiri: ah saya gak usah ngomong ajalah, ntar salah ucap. Ntar dikit-dikit marah, dikit-dikit tersinggung.

    Eh kok curhat?
    kaboorrrr

    ReplyDelete
  10. Lelah dan bikin depresi memang, kalau terjebak dalam toxic relationship ini. Jadi, sebelum memulai, sebaiknya dipikirkan dan dilirik matang matang dulu biar nggak merugikan diri sendiri.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Harus ada yang memulai atau harus ada yang mengakhiri

      Delete
  11. Setuju banget dengan bagian awal bahwa Toxic Relationship dimulai dari terlalu dimabuk cinta. Alasan cinta membuat kita jadi susah lepas dan menolak permintaan pasangan, takut begini dan begitu. Mesti segera diakhiri nih hubungan yang seperti ini. Kalau terus dipertahankan dan berlanjut ke jenjang pernikahan malah semakin membuat tersakiti.

    ReplyDelete
  12. Aku dulu pernah ada di posisi seperti itu pas pacaran, untungnya LDR akan tetapi aku merasa terkekang saja.
    Masa iya bikin status di FB salah....katanya dia ga tau duluan tapi teman FB.
    Posting blog salah...harusnya cerita sama dia dulu baru posting.
    Sempat cuek sih tapi lama-lama lelah juga meski LDR dan di Bali aku tinggal jalan sama cowok lain yang ga peduli dnegan hal-hal ga cruicial gitu. Sekarang aja suamiku ga pernah ngatur-ngatur, malah dia suka request aku nyetatus apa atau post apa karena feedback dari statusku cepet ketimbang dia.

    Toxic Relationship biasanya emang diawali dari Bucin ya....

    ReplyDelete
  13. Toxic realationship nggak layak dipertahankan...
    Kita berhak bahagia,

    Memang harus dimulai dari menghargai dan mencintai diri sendiri dulu biar g bertahan dgn toxic relationship

    ReplyDelete
  14. Saya rrasa toxic relationship kayak gini ga layak dipertahankan, buat aapa ? hanya menyakiti diri sendiri huuhuh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tapi banyak yang mempertahankan alasannya masih sayang atau karena cinta hehe

      Delete
  15. Iya kadang waktu buat kita tidak Ada, eh giliran ada teman ngajak hangout, ayo Aja. Ihhh kesel. Tonic relationship

    ReplyDelete
  16. Kalau sudah masuk dalam Toxic Relationship, memang harus sesegera mungkin ya keluar, karena hubungan yang baik tentunya saling memahami, saling support dan berbagi hal2 positif. Kalau Toxic Relationship diteruskan malah ntar menyakiti diri sendiri dan nggak bahagia.

    ReplyDelete
  17. Serem banget ya kalau udah terjebak di Toxic relationship. Mesti saling support apalagi komunikasi penting banget dalam masalah hubungan.

    ReplyDelete
  18. Hal-hal gini wajib banget dibaca oleh wanita single, biar pikirannya lebih terbuka, biar bisa bedain mana cinta mana buta hati hahaha.

    Saya juga dulu kalau dipikir-pikir menjalani toxic relationship, sayangnya kurangnya info dan kurangnya perhatian dari ortu membuat saya buta hati.

    Alhasil, setelah menikah perjuangannya makin berat.

    Tapi, demi anak, mau nggak mau harus berjuang mengubah toxic jadi tonic (ngaraanggg banget istilahnya hahahaha)

    ReplyDelete
  19. Saya punya kenalan yang juga sempat terjebak dalm toxic relationship justru setelah mereka menikah.
    Maju salah, mundur juga bermasalah.
    Akhirnya memilih bertahan sembari menguatkan pegangan.
    Sempat 'meledak' dan dua keluarga besar mencari jalan tengah memperbaiki demi anak2.
    Tapi tetap aja ada bagian sebagai pribadi yg harus dia korbankan.
    Semoga yg sedang dalam sebuah hubungan dan belum terikat serius, melihat tanda2 ke arah toxic, mending berpikir ulang ya. Hidup hanya sekali.

    ReplyDelete
  20. Aku pernah kena Toxic Relationship tapi pas belasan tahun. Baru tahu pacaran ini. Jadi dia kaya yang paling wah. Syukur waktu berjalan dan mulai sadar. Jadi hempas jauh2 si dia

    ReplyDelete
  21. Saya gak pernah bikin resolusi setiap awal tahun. Tetapi, tahun ini rasanya pengen bisa semakin jauh dari orang-orang yang toxic. Hawanya gak enak kalau dekat-dekat hehehe.

    Hubungan saya dan pasangan baik-baik aja. Tapi, di dekat saya juga ada yang seperti itu. Serem sih lihatnya. Tetapi, memang harus dari diri kita sendiri yang punya keinginan kuat untuk lepas

    ReplyDelete
  22. Wah perlu nih dibaca anakku yg maulai pacaran. Sejauh ini sih walaupun cowoknya agak bucin tapi masih bisa diterima & prestasi keduanya malah makin baik. Tapi tetap harus hati2 kan ya.

    ReplyDelete
  23. Pasangan posesif biasanya lebih mudah berada dalam toxic relationship ini gak sih? Kan maunya nempel teruuus ama pasangan... dan rmang bener hubungan seperti ini tuh bahaya banget, harus hati2 ya ... juga untuk anak-anak kita pun harus diawasi. Jangan sampe terjebak dalam hubungan seperti ini.

    ReplyDelete
  24. menurutku terlalu bergantung sama pasangan sampai akhirnya apa apa harus sama pasangan itu juga toxic kak gina,,, ujungnya bisa bisa gak berkembang kayak mbak gina bilang diatas

    ReplyDelete
  25. Wah ngeri juga ya kalau sampai terjebak dalam toxid relationship ini. Memang kalau sdh cinta susah sih sudah ga oke logika lagi...

    ReplyDelete
  26. Cinta memang buta.. tapi kalau sudah toxic, you got to know when to stop! Kalau ngga sungguh kita merugi

    ReplyDelete
  27. Duh, ngeri juga ya kalau masuk dalam toxic relationship. Bakalan tertekan dan stress, serasa enggak menikmati hidup lagi. Kalau kata anak-anak jaman now inilah yang namanya bucin ya.

    ReplyDelete
  28. Aku pernah nih ngalamin kayak gini. Tapinya bukan sama pacar atau pasangan. Tapi sama temen yang aku kira sahabat. Stres banget karena aku bawaannya selalu kepengen bikin dia seneng. Padahal akunya sedih. Awalnya aku kira biasa. Tapi lama-lama baru kepikiran bodohnya aku. Berusaha ngangkat dia dengan cara menenggelamkan diri sendiri. :(

    ReplyDelete
  29. Seringnya bersembunyi dalam kalimat, "Aku cinta banget sama kamu makanya aku begini" sebenarnya hubungan sedang dalam kondisi tak sehat. Toxic relationship ini. Baru semalam aku diskusi panjang lebar sama anak bujangku. Dia kan baru pas udah kuliah punya cewek. Cinta pertamalah ya. Tapi ceweknya menurutku terlalu overprotektif, tiap jam anakku harus laporan dia lagi di mana, sama siapa, ngapain aja. Trus ceweknya itu harus selalu dituruti maunya. Untungnya anak bujangku suka cerita-cerita dan aku jadi bisa kasih pandangan ke dia, kalau hubungan yang dia jalani saat ini tidak sehat dan jadi mengganggu aktivitas dia juga.

    ReplyDelete
  30. Katanya ada dua orang yang susah dinasehati, pertama para pendukung capres kedua orang yang sedang jatuh cinta. Hahahaha. Mungkin kalo orang jatuh cinta itu kayak orang mabuk ya. Ga bisa mikir jernih

    ReplyDelete
    Replies
    1. wakakakakaak masih ada sisa-sisa 01 02 wakaka emberan

      Delete
  31. Alhamdulillah duh aku menemukan pasangan yang memahami apa adanya diriku nggak yang seposesif itu
    baru tahu soal toxiz realthionship ini. Pernah ngalamin, tapi baru tahu istilahnya sekarang.

    ReplyDelete
  32. Terjebak dalam toxic relathionship ini memang bikin jadi nggak nyaman ya Mba
    pikiran jadi nggak enak, bisa bikin depresi dan ingin menyudahi. Semoga kita semua dilindungi hubungannya dengan baik. Semangat kita!

    ReplyDelete
  33. Bener2 lega udah kalau terjebak dalam toxic relationship

    ReplyDelete
  34. Sedih soh kalau denger curhatan temen yang terjangkit yang namanya toxic relationship ini. Yang bikin sedih karena mereka seperti tidak mau lrpas dari hubungan yg seperti itu.

    ReplyDelete