SIROP OBAT AMAN UNTUK ANAK

SIROP OBAT AMAN UNTUK ANAK

Salah satu pengalaman yang kurang menyenangkan, yang dialami oleh orang tua adalah disaat anak jatuh sakit. Anak dan bayi memang rentan terkena penyakit dibanding dengan orang dewasa, karena sistem imun mereka yang belum terbentuk dengan sempurna. Oleh sebab itu, serangan virus dan bakteri mudah menyerang di dalam tubuh anak dan bayi.

SIROP OBAT AMAN UNTUK ANAK

Selain faktor imunitas, perubahan cuaca yang ekstrim dapat menyebabkan anak dan bayi rentan sakit. Apalagi kita berada di Indonesia, yang merupakan negara tropis, dengan suhu, kelembaban serta curah hujan yang tinggi. Hal tersebut, dapat memudahkan virus, jamur, bakteri hingga parasit lebih aktif dan berkembang. Ada beberapa jenis penyakit yang lazim menyerang anak dan bayi, diantaranya : demam, batuk dan pilek, radang tenggorokan, hingga diare.

SIROP OBAT AMAN UNTUK ANAK

Demam

Demam sering terjadi pada anak dan bayi. Demam ditandai jika suhu tubuh melebihi 37,2°C bila diukur dari ketiak, melebihi 37,8°C bila diukur dari mulut, atau di atas 38°C bila diukur dari dubur. Demam dipicu oleh virus, seperti virus influenza. Penanganan darurat orang tua dalam menangani demam pada anak dan bayi adalah mengompres dahi anak dengan air hangat, serta memberikan makanan dan minuman hangat. Umumnya demam dapat diatasi dengan menggunakan obat-obatan, sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter spesialis anak, agar dapat diobati dengan tepat.

Batuk dan Pilek

Penyakit yang disebabkan oleh infeksi dan alergi. Batuk pilek akan disertai gejala demam, hidung meler atau tersumbat (kerap disertai dengan ingus), batuk, bersin, nyeri otot, sakit kepala, dan mata berair. Bila gejala ringan, hanya perlu istirahat cukup, serta makan minum yang bergizi. Bila gejalanya mengganggu, maka bisa diberikan obat-obatan simptomatik untuk mengurangi gejala, atau perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapat penanganan yang aman dan tepat.

Radang Tenggorokan

Keadaan dimana anak dan bayi mengalami kesulitan menelan makanan, sehingga menyebabkan rewel hingga demam. Penyakit ini, dapat disebabkan alergi, infeksi virus dan bakteri yang menyerang rongga mulut, hingga pola makan dengan gizi yang kurang seimbang. Berikan banyak air minum yang banyak, dan buah-buahan. Namun, jika kondisinya tidak membaik, sebaiknya segera periksakan ke dokter agar diberi penanganan yang aman dan tepat.

Diare

Penyakit yang sering ditandai dengan sakit perut, frekuensi buang air besar (bab) yang sering, serta feses cenderung encer. Penyebab diare yang paling umum ditemui adalah infeksi saluran pencernaan, keracunan atau alergi makanan, infeksi parasit, hingga iritasi usus. Jika anak mengalami diare dengan frekuensi buang air besar hingga lima kali dalam sehari, orang tua perlu waspada. Berikan minuman yang mengandung elektrolit (oralit). Dan jika diare tak kunjung membaik dalam kurun waktu tiga hari, segera periksakan ke dokter agar penyakit tersebut tidak berkembang semakin parah.

Untuk penyakit-penyakit tersebut di atas, dokter umum hingga dokter spesialis anak akan memberikan panduan penanganan yang tepat, serta resep obat-obatan. Jenis obat-obatan cair, yakni sirop biasanya lebih disukai anak dan bayi karena mudah untuk dikonsumsi. Sirop obat pun lebih bisa ditolerir anak dan bayi, karena rasanya yang manis.

SIROP OBAT AMAN UNTUK ANAK

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SIROP OBAT

Kelebihan

  • Sirop obat dianggap lebih cepat dicerna, karena tubuh tidak membutuhkan waktu untuk memecah partikel kandungan obat (disolusi).
  • Sirop obat kebanyakan tidak pahit, dan memiliki rasa yang beragam; rasa buah-buahan seperti anggur, apel, dan jeruk.
  • Sirop obat, lebih praktis, dapat langsung diminum dan umumnya sudah disediakan sendok takar.
  • Sirop obat memiliki kemasan, warna yang cerah sehingga menarik matai anak-anak.

Kekurangan

  • Karena rasa sirop obat memiliki rasa yang manis, biasanya anak-anak akan meminta obat terus menerus. Sehingga dapat memicu dan melebihi indikasi yang dianjurkan.
  • Sirop obat tidak selengkap obat puyer.
  • Kelembaban udara berpengaruh pada bioavailabilitas sirop obat, sehingga waktu kadaluarsa akan cenderung lebih pendek saat kemasannya sudah dibuka. Menurut data yang diambil dari website Kemenkes, bahwa “masa kadaluarsa obat dalam bentuk cairan tanpa bahan pengawet adalah 14 hari setelah dibuka dari kemasan, sedangkan masa kadaluarsa obat dalam bentuk cairan dengan bahan pengawet adalah 35 hari setelah dibuka dari kemasan. Sirop obat masuk dalam kategori dapat digunakan maksimal 35 hari setelah dibuka dari kemasannya dengan persyaratan disimpan di suhu kamar terkendali 15-30°C. Sirop obat pada umumnya tidak disimpan di kulkas karena tidak stabil (mengendap). Sedangkan sirop obat kering antibiotik hanya dapat digunakan maksimal 7-10 hari. Hal ini dikarenakan kandungan antibiotik yang tidak stabil dalam bentuk cairan terlarut”.

SIROP OBAT AMAN UNTUK ANAK

TINDAKAN CEPAT DAN TEPAT PADA KASUS GAGAL GINJAL AKUT PADA ANAK (GGAPA)

Indonesia pernah dikejutkan dengan kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak (GGAPA) yang disebabkan oleh tercemarnya sirop obat. Lonjakan penderita secara masal terjadi selama periode Januari - Oktober 2022. Kasus GGAPA menyerang anak-anak usia 6 bulan-18 tahun, dan paling banyak didominasi usia 1-5 tahun. Dan sejak awal pun pemerintah Indonesia, melalui Kemenkes bersama BPOM, Ahli Epidemiologi, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Farmakolog dan Puslabfor Polri terus menerus melakukan pemeriksaan laboratorium, untuk memastikan penyebab pasti dan faktor risiko yang menyebabkan gangguan ginjal akut.

Kemenkes juga telah menerbitkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02./2/I/3305/2022 tentang Tata Laksana dan Manajemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) Pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, sebagai bagian peningkatan kewaspadaan. Saat itu, Kemenkes menghimbau kepada tenaga kesehatan untuk sementara tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sediaan cair/sirup, sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas. Serta meminta seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dan/atau bebas terbatas dalam bentuk cair/sirup kepada masyarakat, hingga hasil penelusuran dan penelitian yang dilakukan oleh Kemenkes bersama BPOM tuntas.

SIROP OBAT AMAN UNTUK ANAK

Saat kasus GGAPA, sebagai orang tua saya pun merasa was-was. Anak saya pun sempat mengalami demam di akhir tahun 2022. Setelah melihat maraknya kasus GGAPA di Indonesia, akhirnya saya pun menunda memberikan sirop obat pada anak saya. Tindakan yang saya lakukan, hanya mengompres dengan air hangat, serta memberikan makanan dan minuman secara rutin. Walaupun penyembuhan demam anak saya terbilang agak lama, karena tidak ditunjang dengan sirop obat, namun akhirnya anak saya bisa sembuh dan tidak sakit lagi.

SIROP OBAT AMAN UNTUK ANAK

Fenomena GGAPA disebabkan cemaran zat kimia Etilen Glikol (EG), Dietilen Glikol (DEG), dan Etilen Glikol Butil Eter (EGBE) pada sirop obat. Hal yang serupa juga terjadi di Gambia, penyebabnya adalah zat kimia yang ada di pelarut obat-obatan. Terjadinya cemaran EG/DEG konon disebabkan adanya pemalsuan bahan pelarut oleh oknum supplier kimia yang mengganti bahan PG menjadi EG/DEG, serta hasil produksi sirup obat tidak diperiksa untuk kandungan EG/DEG. Karena selama ini belum ada standar di dunia untuk pemeriksaan EG/DEG pada produk jadi obat.

Di akhir Oktober 2022, BPOM merilis merilis hasil penelusuran terhadap produsen obat yang mengakibatkan GGAPA pada anak. Hasil yang ditemukan BPOM menunjukan, bahwa produsen melakukan perubahan komposisi obat tanpa izin dan mengganti pemasok bahan baku produk-produk obat tersebut. Bahan baku baru, yang tidak memiliki sertifikasi farmasi sehingga ditemukan kadar Etilen Glikol (EG), Dietilen Glikol (DEG) dan Etilen Glikol Butil Eter (EGBE) yang melebihi ambang batas aman. BPOM telah mengidentifikasi dua produsen obat yang diduga menjadi penyebab meningkatnya kasus gagal ginjal akut pada anak.

SIROP OBAT AMAN UNTUK ANAK

DIALOG INTERAKTIF KESEHATAN: SIROP OBAT AMAN UNTUK ANAK

Semenjak kasus GGAPA di Indonesia, membuat seluruh instansi dan organisasi terkait telah melakukan investigasi dan evaluasi ulang secara menyeluruh. Dari hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa kasus GGAPA yang terjadi karena adanya cemaran bahan pelarut Propilen Glikol (PG)/Propilen Etilen Glikol (PEG) yang diganti dengan Etilen Glikol (EG)/Dietilen Glikol (DEG) oleh satu oknum perusahaan supplier kimia.

Kasus GGAPA di Indonesia merupakan kejadian yang belum pernah terjadi dalam Industri Farmasi (IF) Indonesia selama lebih dari 40 tahun. Padahal selama ini, Industri farmasi nasional telah melakukan proses produksi sesuai dengan standar CPOB yang dibuat dengan merujuk pada standar internasional yang diawasi secara ketat dan konsisten oleh BPOM. Hingga kini, BPOM telah merilis data jumlah sirop obat yang aman dan dapat diedarkan ke masyarakat. Data tersebut dapat diakses di https://www.pom.go.id/new/view/direct/klarifikasi_sirup_obat

Ada tiga kelompok sirop obat yang dinyatakan aman dan bisa diedarkan, yakni :
  1. Dry Syrup atau Sirop Kering
  2. Sirop obat yang tidak menggunakan Propilen Glikol, Polietilen Glikol, Sorbitol dan atau Gliserin/Gliserol
  3. Sirop obat berdasarkan hasil verifikasi dinyatakan memenuhi ketentuan.
Seiring dengan hal tersebut, dan juga untuk memberikan informasi yang akurat, pasti dan terpercaya mengenai keamanan penggunaan sirop obat kepada orangtua dan Dokter Spesialis Anak. Saya berkesempatan untuk hadir dalam acara Dialog Interaktif Kesehatan: Sirop Obat Aman Untuk Anak yang diadakan di Royal Kuningan Hotel, Jakarta, pada 21 Maret 2023. Acara tersebut diselenggarakan oleh Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) bersama dengan Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dan Pakar Farmakologi.

Sebagai orang tua, yang memiliki anak, pengalaman mengikuti acara bersama GPFI dapat menambah pengetahuan dan wawasan saya. Apalagi dalam dialog interaktif tersebut menghadirkan orang-orang yang berkompeten dalam bidang kesehatan, yakni :
  • Dr. Apt. Lucia Rizka Andalusia, M.Pharm., Mars, Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.
  • Dr. Dra. Agusdini Banun Saptaningsih, Apt., M.a.r.s., Direktur Produksi dan Distrbusi Kefarmasian Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.
  • Dra. Tri Asti Isnariani, Apt, M. Pharm, Direktur Standarisasi Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor & Zat Adiktif (Onppza) dan Plt. Direktur Registrasi Obat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI.
  • Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia.
  • Apt. Noffendri Roestram, S.Si, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia
  • Prof. Apt. I Ketut Adnyana, Msi., Ph.D, Guru Besar Farmakologi – Farmasi Klinis, Institut Teknologi Bandung.
  • Prof. Dr. Rer. Nat. Apt. Rahmana Emran Kartasasmita, Guru Besar Kimia Farmasi, Institut Teknologi Bandung.

Ada beberapa statement yang ingin saya highlights melalui dialog interaktif Dialog Interaktif Kesehatan: Sirop Obat Aman, yakni

SIROP OBAT AMAN UNTUK ANAK

Dra. Tri Asti Isnariani, Apt, M. Pharm selaku Direktur Standardisasi Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor & Zat Adiktif (ONPPZA) dan Plt. Direktur Registrasi Obat, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menjelaskan bahwa “dalam penanganan kasus cemaran EG/DEG yang ditemukan dalam sirop obat sejak Oktober 2022, BPOM telah melakukan langkah-langkah antisipatif, seperti intensifikasi surveilans mutu produk, penelusuran dan pemeriksaan terhadap sarana produksi dan distribusi, hingga pemberian sanksi administratif, termasuk melakukan verifikasi pemastian mutu terhadap sirop obat yang beredar. Upaya-upaya penindakan juga terus dilakukan terhadap sarana produksi dan distribusi jika terdapat unsur pidana bidang kesehatan. Daftar produk sirop obat yang aman untuk dikonsumsi selama mengikuti aturan pakai, kini bisa dilihat di website/sosmed BPOM atau melalui kanal publikasi resmi BPOM lainnya. Masyarakat, pasien, fasilitas pelayanan kesehatan dan dokter diminta untuk tidak lagi khawatir dan ragu”.

SIROP OBAT AMAN UNTUK ANAK

Prof. apt. I Ketut Adnyana, Msi., Ph.D selaku Guru Besar farmakologi – Farmasi Klinis, Institut Teknologi Bandung, pun menjelaskan bahwa “kasus GGAPA pada tahun lalu terjadi karena adanya intoksikasi obat yang tercemar oleh EG/DEG yang melebihi ambang batas sehingga berdampak masal. Namun perlu diketahui bahwa GGAPA bisa disebabkan oleh berbagai faktor lainnya (multifactorial) seperti status kesehatan pasien (riwayat penyakit), alergi terhadap suatu bahan tertentu, infeksi (termasuk Covid-19), status nutrisi (dehidrasi), obat, makanan, logam berat, toksikan (EG/DEG dari berbagai sumber), dan lain sebagainya”.

SIROP OBAT AMAN UNTUK ANAK

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia, dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) menyampaikan hal yang hampir sama, beliau mengatakan bahwa “GGAPA sudah ada sejak lama, sehingga perlu investigasi mengenai penyebab GGAPA jika kasus yang terjadi hanya individual. Fakta sudah berbicara bahwa hasil verifikasi ulang produk sirop obat oleh BPOM per November 2022 lalu sudah aman, sehingga produk sirop obat yang sudah dirilis kembali oleh BPOM, bisa diresepkan kembali oleh dokter dan bisa dikonsumsi masyarakat dengan tenang selama mengikuti aturan pakai”.

SIROP OBAT AMAN UNTUK ANAK

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia, Apt. Noffrendi Roestram, S.Si mengemukakan pengalaman apoteker dalam menerima keluhan masyarakat yang kesulitan mendapatkan akses sirop obat yang belum boleh beredar dan panjangnya proses mendapatkan obat puyer, selama periode penarikan sementara sirop obat tahun lalu. Namun dengan tidak adanya lagi kasus GGAPA masal sejak dirilisnya produk sirop obat oleh BPOM bulan Desember tahun lalu membuktikan keamanan produk tersebut. Dengan demikian pasien dan orangtua tidak perlu lagi khawatir dan dianjurkan untuk membeli sirop obat di apotek resmi, baik yang berdasarkan resep dokter ataupun untuk pembelian obat bebas.

SIROP OBAT AMAN UNTUK ANAK

Tirto Kusnadi selaku Ketua Umum GP Farmasi berhasil menyimpulkan secara garis besar, bahwa ada 2 faktor penyebab GGAPA :
  1. GGAPA individu yang terjadi karena faktor medis individu tersebut
  2. Gagal ginjal anak masal yang ditandai dengan terjadinya sejumlah besar kasus secara bersamaan, yang disebabkan karena terjadinya pencemaran.
Dan dengan sudah dinyatakannya oleh otoritas kesehatan yang berwenang bahwa sirop obat yang sudah melalui verifikasi ulang dan sudah dirilis oleh BPOM adalah sirop obat yang aman, maka Dokter Spesialis Anak tidak perlu ragu lagi untuk meresepkan sirop obat kepada pasien dan masyarakat juga bisa kembali menggunakan sirop obat dengan mengikuti aturan pakai. Beliau kembali mengingatkan kepada anggotanya agar tetap disiplin dalam menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Benar (CPOB) dan Cara Distribusi Obat yang Benar (CDOB).

SIROP OBAT AMAN UNTUK ANAK

MENGENAL GABUNGAN PERUSAHAAN FARMASI INDONESIA (GPFI)

Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) merupakan wadah komunikasi dan konsultasi antar sesama pelaku usaha farmasi dan juga antara perusahaan dengan pemerintah serta pihak-pihak terkait lainnya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah produksi obat, distribusi obat dan pelayanan obat, yang berdiri sejak 1969. Anggota GPFI telah memenuhi 90% kebutuhan obat nasional secara volume, dan memproduksi lebih dari 2.000 item obat sirup dan puluhan ribu item obat sediaan lainnya. GPFI memiliki anggota lebih dari 150 produsen obat nasional, 1600 PBF obat yang terdiri dari 600 PBF nasional dan 1000 PBF lokal dan lebih dari 20.000 apotek dan toko obat di Indonesia.

Dan soal kasus GGAPA, sejak awal GPFI telah mengambil berbagai upaya strategis dalam mendukung langkah-langkah Pemerintah, termasuk bersama BPOM. GPFI terus melakukan sosialisasi, edukasi dan kolaborasi bersama berbagai kalangan, agar masyarakat dapat kembali mengakses dan mengkonsumsi sirop obat berdasarkan resep dokter ataupun untuk pembelian obat bebas tanpa rasa was-was, selama produk tersebut dibeli di apotek atau toko obat resmi.

SIROP OBAT AMAN UNTUK ANAK

Untuk info lebih lanjut soal GGAPA, dapat diakses melalui website resmi GPFI https://www.gpfarmasi.id

18 comments

  1. Sirup ini emang praktis sih buat anak. Apalagi yang pake perasa buah2an. Si kecil pasti suka. Tapi si kecilku agak susah banget sih pake sirup. Harus dipaksa dulu buat mau minum obat sirupnya.

    ReplyDelete
  2. Wah ada dokter Piprim. Kerennnn.

    Emang bingung ya Kak kalau anak sakit, mau kasih obat sirup yg manis, eh takut mengandung zat Berbahaya. Syukurlah sekarang sudah ada rilis resmi mengenai obat yg aman untuk anak. soalnya pas bulan lalu anakku panas lalu dikasih obat pil yg digerus malah dilepeh.

    ReplyDelete
  3. Ya ampun pas banget ini anakku lagi batuk pilek dan biasanya dia konsumsi obat sirup gituu yang sempet dilarang, alhamdulillah yaa ini edukasi yang penting banget untuk ibu kayak aku

    ReplyDelete
  4. Pastikan sekarang kalau ada berita cek kebenarannya apakah hoax atau nyata. Memang kasus obat sirup anak kmrn sempet boomimg bikin resah tp dg adanya informasi ini jadi sangat melegakan (gusti yeni)

    ReplyDelete
  5. senang sekarang sudah lebih terkendali yaa semoga aja setelah ini nggak ada lagi obat yang berbahaya untuk anak2 kita

    ReplyDelete
  6. Sebagai ibu saya juga merasa lega setelah sirop obat dinyatakan aman untuk anak. Kebayang kan rewelnya pas ngasih obat puyer sama anak. Udah susah, belum juga muntah, hadehh.

    ReplyDelete
  7. Itu oknum produsen apa ga mikir ya akibat dari perbuatannya mengganti bahan bisa fatal untuk konsumen. Demi cuan kok tega banget ya...

    ReplyDelete
  8. Alhamdulillah ya uda aman sekarang
    Jadi nggak worry kalau anak sakit
    Karena saat anak sakit, emang maunya minum obat sirup

    ReplyDelete
  9. wah, terima kasih edukasinya kak
    jadi tau kelebihan dan kelemahan obat sirop untuk anak-anak.

    ReplyDelete
  10. Aku juga sempat takut banget waktu GGAPA merebak. Mana pernah sakit pas kasus itu lagi booming, akhirnya beli obat tablet, meskipun waktu meminumkan agak drama. Untungnya sudah ada GPFI

    ReplyDelete
  11. Gak nyangka ya kasus kejadian sirup obat itu pastinya jadi bikin waspada. Tapi dengan sosialisasi ini, membuat lebih tenang deh

    ReplyDelete
  12. Informasi seperti ini kalau disebar luaskan bisa menjadi bahan edukasi bagi banyak ornag tua, apalagi tentang kelebihan dan kekurangan sirop obat di atas. Jadi tahu kalau obat jangan sampai keterusan dengan anak meskipun rasanya manis (Sugianto)

    ReplyDelete
  13. lega ya mom sekarang sirop obat sudah aman dan tersedia di apotek2 lagi, kalo ragu meluncur cek daftar obatnya aja deh di bpom

    ReplyDelete
  14. yeay angin segar nih buat ibu-ibu biar ga overthinking lagi

    ReplyDelete
  15. kalo boleh tahiu, utk list sirup diatas apakah yg paling update ya kak? soalnya terakhir kali baca sirup cetirizine waktu byk kasus anak-anak meninggal, apakah sampai sekarang masih belum boleh dikonsumsi?

    ReplyDelete
  16. Sekarang kalau ngasih obat ke anak bener2 bingung dan harus cari yang rekomendasi dokter. Karena kalau tidak, saya pribadi takut sih dengan kasus-kasus seperti ini

    ReplyDelete
  17. Sebenarnya obat bentuk sirup ini memudahkan orangtua untuk memberikan pengobatan pada anak-anak. Cuma perlu perhatian lebih setelah adanya kejadian gagl ginjal itu ya

    ReplyDelete
  18. waktu Fenomena GGAPA sempet booming, saya juga takut pakai syrup untuk sakit anak. sampai sampai ntah gimana naranya bujuk anak makan obat puyer waktu sakit, meski ini perjuangan! hehehe. alhamdulillah sekarang beberapa obat sudah aman ya

    ReplyDelete